"Kita harus serius menggarap pasar-pasar non-tradisional. Saya berikan contoh kemarin setelah kunjungan ke berbagai negara, terutama di negara Asia Selatan. Saya kaget juga bahwa masih banyak negara yang kita pandang sebelah mata padahal potensi ekonomi besar sekali," katanya.
Ia mencontohkan Pakistan yang penduduknya hampir 210 juta tapi ekonomi sangat baik. Juga Bangladesh dengan 160 juta penduduk, sehingga bear sekali pasarnya.
Pertumbuhan ekonomi dua negara itu juga cukup tinggi hampir tujuh persen.
"Saya juga pernah minta ke Pak Menteri Perdagangan, buat stand pameran besar-besaran," katanya.
Jokowi meminta jika memang ada pameran maka harus dimanfaatkan dengan persiapan matang dan stan yang besar.
"Masa negara sebesar Indonesia, ekspornya kalah dengan Malaysia, kalah dengan Thailand, kalah dengan Filipina. Kita monoton, nggak pernah melakukan terobosan. Dengan Vietnam, kalah. Masa mau kita teruskan? Sekali lagi, di ASEAN hanya kita yang masuk negara G-20. Tapi ekspor kita kalah dengan Filipina, Thailand, Vietnam," katanya.
Menurut dia, tanpa langkah terobosan, tidak tertutup kemungkinan Indonesia akan kalah dengan Kamboja dan Laos baik di bidang ekspor atau investasi.
"Sudah saya sampaikan di depan menteri-menteri, nggak mau saya begitu lagi. Ekspor dan investasi kita memang naik, tapi kita nggak mau kalah dengan negara tersebut," kata Jokowi. (Antara)