Aktivis Perempuan Minta Pemerintah Tak Naikkan Tarif Listrik 2018

Senin, 12 Februari 2018 | 12:42 WIB
Aktivis Perempuan Minta Pemerintah Tak Naikkan Tarif Listrik 2018
Ratusan buruh melakukan aksi di depan Istana, Jakarta, Selasa (6/2) minta penurunan tarif listrik.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kalangan perempuan meminta pemerintah menunda kenaikan Tarif Dasar Listrik. Sebagai ibu rumah tangga, mereka sangat merasakan dampak beratnya kebijakan tersebut dalam rangka menopang ekonomi dalam kehidupan berumah tangga.

Hal tersebut disampaikan oleh salah satu tokoh perempuan sekaligus Founder Human Capital For US Mutia Sari Syamsul. Mutia mengungkapkan, biaya atau tarif listrik sudah menjadi kebutuhan pokok yang primer, sama pentingnya dengan kebutuhan pulsa telepon dan bahan pangan.

“Kalau tarif listrik nanti naik, pasti kebutuhan yang lain akan ikut naik. Contohnya, kebutuhan transportasi untuk naik angkot, ongkos ojek, dan naik bus umum dan kereta api, biasanya ikut terkerek naik. Begitu juga kebutuhan utama lainnya seperti membeli pakaian seragam, alat tulis, buku-buku sekolah, dan buku pelajaran, pasti mengikuti kenaikan harga listrik, yang menjadi energi dalam hidup kita,” kata Mutia,di Jakarta, Minggu (11/2/2018).

Menurut Mutia, jika pemerintah tetap menerapkan kebijakan kenaikan tarif listrik, nantinya para suami pasti bingung, karena harus kerja lebih keras, agar pendapatannya bisa mengikuti kenaikan harga listrik dan tarif-tarif lain yang mengikutinya.

Baca Juga: Terkait Tarif Listrik, Pemerintah Harus Atur Harga Batu Batubara

“Buntut-buntutnya, setiap hari di rumah, kerja kami hanya ribut melulu, karena jumlah uang yang ada, tidak bisa mengimbangi kebutuhan hidup yang terus melangit. Kami inginnya, kondisi ekonomi tetap stabil, tarif listrik juga seperti sekarang ini. Jadi situasi rumah tangga akan lebih aman, karena saat ini beban hidup kami sudah berat. Kondisi zaman saat ini sudah berbeda dibanding beberapa tahun sebelumnya,” ujarnya.

Sebagai bagian dari pendidik, Hj. Rusilowati Efendi mengungkapkan keinginannya agar jangan lagi kami para ibu yang harus mendidik anak-anak kami yaitu para ibu di rumah, ditambah lagi bebannya, kalau ada tarif yang dinaikkan pemerintah.

Para ibu juga mencermati banyaknya berita pejabat yang terpaksa melakukan korupsi, karena kebutuhannnya lebih tinggi dari kemampuannya.

“Itu sebabnya dirasa ada kebutuhan agar para ibu juga diarahkan menjadi lebih produktif agar lebih mampu menghasilkan produk rumahan yang kalau berhasil, bisa dijual dan membantu ekonomi rumah tangga,” katanya.

Baca Juga: Kementerian ESDM Sebut Tarif Listrik Tahun Ini akan Naik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI