Suara.com - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyatakan Pemprov Riau siap mendukung penuh kelancaran proyek Jalan Tol Padang - Pekanbaru karena infrastruktur jalan tersebut akan sangat bermanfaat bagi kemajuan masyarakat di dua provinsi yang bertetangga itu.
"Kita harapkan nantinya jalan tol ini akan menghubungkan antara dua provinsi bertetangga, yakni Provinsi Riau dan Sumatera Barat tersebut ditargetkan mulai difungsikan pada tahun 2019 mendatang. Tol ini untuk masyarakat," kata Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam pernyataan pers yang diterima Antara di Pekanbaru, Riau, Jumat (9/2/2018).
Provinsi Riau hingga kini masih sangat bergantung pada pasokan bahan makanan, khususnya beras dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Selama ini akses transportasi darat Jalan Lintas Riau-Sumbar yang kerap terputus akibat tanah longsor dan banjir setiap musim hujan. Gangguan pada jalur tersebut kerap mengganggu aktivitas warga dan distribusi bahan pangan yang buntutnya memicu inflasi di Riau.
Gubernur Riau pada Jumat petang ini direncakanan turut hadir pada peletakan batu pertama Jalan Tol Padang-Pekanbaru, yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. "Kita siap gotong-royong dalam penyelesaian tol ini," kata pria yang akrab disapa Andi Rachman ini.
Proyek Tol Padang - Pekanbaru dirancang memiliki panjang 244 kilometer (KM) dengan nilai investasi Rp78,095 triliun.
Berdasarkan data yang diterima Antara, pembangunan Jalan Tol Padang - Pekanbaru dibagi dalam empat seksi. Seksi 1 meliputi Padang - Sicincin dengan panjang 28 KM. Nilai investasinya mencapai Rp4,880 triliun. Pembiayaan pengerjaannya oleh PT Hutama Karya (Persero) mencapai 40,98 persen, dan sindikasi perbankan 59,02 persen.
Seksi 2 meliputi Sicincin - Payakumbuh sepanjang 78 KM dengan investasi Rp32,931 triliun. Pembiayaannya melalui "modified turnkey" kontraktor swasta atau BUMN yang dibayar melalui penerbitan surat utang (obligasi) yang dijamin pemerintah lima tahun sejak COD.
Seksi 3 meliputi Payakumbuh - Pangkalan sepanjang 45 KM dengan investasi Rp15,473 triliun. Pembiayaannya melalui dukungan pemerintah melalui JICA (Japan international Cooperation Agency), terdiri atas bantuan langsung ke PT Hutama Karya (Persero), dan pinjaman ke pemerintah untuk konstruksi lima buah terowongan (tunnel) sepanjang 8,95 KM.
Seksi 4 meliputi Pangkalan - Bangkinang sepanjang 56 KM dengan investasi Rp18,861 triliun. Pembiayaannya melalui dukungan pemerintah dari Multilateral Development Bank.
Seksi 5 meliputi Bangkinang - Pekanbaru sepanjang 37 KM dengan investasi Rp5,951 triliun. Pembiayaannya oleh PT Hutama Karya (Persero), dan "modified turnkey" kontraktor swasta atau BUMN yang dibayar melalui penerbitan surat utang (obligasi) yang dijamin pemerintah lima tahun sejak COD. (Antara)