Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan saat ini pasar dunia sedang mengalami gejolak terutama di pasar modalnya.
Melihat kondisi tersebut, lanjut Ani, pemerintah akan tetap menjaga kondisi makro ekonomi melalui kebijakan fiskal dan moneter yang dijalankan selama ini. Hal tersebut diharapkan mampu membuat ekonomi Indonesia tahan terhadap guncangan.
“Selain itu, Serta fokus kepada reform. Hal tersebut akan menyebabkan apa yang disebut vurnelabilty atau kerawanan dan kepekaan Indonesia terhadap berbagai shocks jadi lebih mengecil," kata Ani dalam acara Investment Mandiri Forum di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Ani meyakini bahwa Indonesia sudah cukup kuat untuk menahan sentimen negatif khususnya dari sisi eksternal.
Baca Juga: Cara Ini Dipakai Sri Mulyani Buat Buru Target Pajak 2018
Paslanya, postur anggaran pemerintah yang dibuat pun masih ekspansif namun tetap hati-hati yang tercermin dari target defisit APBN sebesar 2,19 persen masih membuat investor tetap optimistis akan kondisi investasi di Indonesia.
"Kami juga ingin memberikan keyakinan pada private sector bahwa mereka bisa berpartisipasi banyak terhadap pertumbuhan ekonomi ini," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pasar modal global mengalami keguncangan pada hari Senin setelah imbal hasil surat utang AS yang mengindikasikan inflasi yang meningkat dan kenaikan suku bunga.
Akibat hal tersebut, Dow Jones Industrial Average ditutup 4,6 persen kemarin, di mana angka ini merupakan yang terdalam sejak tahun 2011. Tak ketinggalan, S&P 500 juga turun 3 persen di perdagangan Asia.
Baca Juga: Sri Mulyani Akui Rasio Pajak Indonesia Terendah di ASEAN