Pengamat Kritik Pertamina Harus Tahu Diri dan Tak Banyak Mengeluh

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 07 Februari 2018 | 11:49 WIB
Pengamat Kritik Pertamina Harus Tahu Diri dan Tak Banyak Mengeluh
Kantor pusat Pertamina di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Sabtu (12/3/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, mengkritik performa PT Pertamina (Persero). Menurutnya, sebagai BUMN yang dibentuk dan ditugasi oleh Pemerintah sejak berdirinya Republik Indonesia untuk menjaga ketahanan energi nasional, Pertamina terlalu banyak mengeluh.

"Sangat tidak pantas kalau "Pertamina ow" cepat berkeluh kesah akibat Pemerintah belum mengoreksi harga BBM PSO yaitu Solar, Premium dan Minyak tanah serta harga LPG 3 kilogram," kata Yusri saat dihubungi Suara.com, Rabu (7//2/2018).

Ia menyebut harga minyak dunia rebound dan sudah menyentuh diatas batas psikologis, yaitu sudah tembus 70 perbarel. "Gimana kalau harga minyak kembali mencapai 100 dolar Amerika Serikat (AS) perbarel seperti jaman old?," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa  Pertamina harus menyadari dan tahu diri terkait pertimbangan pemerintah tidak mengoreksi harga jual BBM disaat pertumbuhan ekonomi selama 3 tahun ini masih di sekitar 5 persen. Apalagi kondisi ini disertai semakin melemahnya daya beli masyarakat.

Baca Juga: Laba Bersih Turun, Gerindra Desak Jokowi Copot Direksi Pertamina

"Ditambah saat ini sudah memasuki tahun politik pilkada dan Pilpres 2019. Satu hal yang penting dilakukan oleh Pertamina saat ini harus banyak melakukan efisiensi dan terapkan proses bisnis dgn menjunjung tinggi GCG. Jangan banyak mengeluh seperti mental mamak -mamak," jelasnya.

Yusri mengingatkan Pertamina sudah banyak dikasih fasilitas keistimewaan oleh Pemerintah sejak berdiri sampai dengan sekarang. Bahkan saat ini Pertamina sudah dapat hadiah 9 blok migas, peralihan dari KKKS yang sudah berakhir kontrak PSC. Termasuk Blok Mahakam dan lainnya. Maka nikmat mana lagi yg kau dustakan?," tegasnya.

Ia meminta Pertamian berhenti menyerang kebijakan Pemerintah termasuk kerugian Pertamina saat ini semata akibat kesalahan Pemerintah. Ditambah melakukan upaya mengekspos pemerintah berhutang kepada Pertamina Rp25 triliun.

"Bagi direksi yang bersiasat seperti itu sebaiknya lempar handuk saja mengundurkan diri, daripada menggunakan cara tidak etis.Banyak langkah inovatif yang bisa dilakukan oleh direksi jaman now seperti yang pernah dilakuka oleh direksi jaman old secara cerdas mengeluarkan produk produk inovatif seperti Pertalite dan Dexlite serta LPG tabung 5 kg," tutupnya.

Baca Juga: Kejagung Tetapkan Tersangka Korupsi Investasi Blok BMG Pertamina

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI