Suara.com - Proyek pembangunan kereta api ringan atau Light Rail Transit Palembang, Sumatera Selatan, pengerjaannya hampir rampung. Oleh sebab itulah akan dilakukan uji coba pada Maret 2018.
Kabid Perketeraapian Dinas Perhubungan Sumatera Selatan Afrian Joni di Palembang, Senin (5/2/2018) mengatakan, sebelum dioperasikan pada Asian Games XVIII di Palembang pada 18 Agustus 2018, kereta listrik itu akan diuji coba terlebih dahulu.
"Mudah-mudahan pada Maret 2018 akan mulai uji coba sebagai sarana transpormasi massal tersebut," ujar dia.
Sebab pengerjaan LRT tersebut telah sesuai tahapan dan tidak mengalami hambatan yang berarti, kata dia.
Baca Juga: Konstruksi Proyek LRT Palembang Telah Mencapai 77,31 Persen
Lebih lanjut dia mengatakan, LRT setelah resmi beroperasi nanti diyakini mampu mengurangi kemacetan lalulintas, karena akan menggunakan tarif subsidi.
"Kemungkinan besarannya sekitar Rp5000 karena masih disubsidi," ujar dia.
Sementara Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Palembang Agus Supriyanto saat rapat koordinasi beberapa waktu lalu mengatakan, bila LRT beroperasi nanti akan ada perubahan jalur transportasi, karena nantinya sistem transportasi dibuat terintegrasi.
Dia mencontohkan, seperti Bus Transmusi nantinya juga akan mengangkut penumpang pada stasiun kereta api ringan tersebut.
Begitu juga angkutan kota akan ada perubahan saat Asian Games 2018, ujar dia.
Baca Juga: Menhub: Proyek LRT Palembang Perlu Dipercepat
Sebagaimana diketahui, LRT Palembang akan menghubungkan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks Olahraga Jakabaring. Proyek senilai Rp7,2 triliun ini dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui APBN dan penugasan konstruksi pada BUMN.
Presiden Joko Widodo telah menandatangani Perpres Nomor 116 Tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan kereta api ringan di Sumatera Selatan tanggal 20 Oktober 2015. Menurut Perpres, pemerintah menugaskan kepada PT Waskita Karya Tbk untuk membangun prasarana LRT meliputi jalur termasuk konstruksi jalur layang, stasiun dan fasilitas operasi. Pendanaan proyek di 2016 akan dibiayai PT Waskita Karya. Selanjutnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan mengalokasikan anggaran pembiayaan proyek tersebut pada APBN 2017 dan 2018. (Antara)