Lippo Karawaci Jual Dua Aset ke REITs di Singapura

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 01 Februari 2018 | 09:51 WIB
Lippo Karawaci Jual  Dua Aset ke REITs di Singapura
Konferensi pers Lippo Group tentang Meikarta, di Jakarta, Kamis (26/10/2017). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 
PT Lippo Karawaci Tbk (“LPKR”), Rabu (31/1/2018) mengumumkan laporan keuangan untuk periode sembilan bulan 2017. Pendapatan sebesar Rp7,5 triliun, relatif datar YoY. Demikian pula Laba Kotor dan Laba Bersih, masing-masing sebesar Rp3,2 triliun dan Rp 625 miliar, datar YoY.
 
Pendapatan divisi Residential & Urban Development turun sebesar 20% YoY menjadi Rp1,9 triliun, hal ini terutama dipicu oleh menurunnya Pendapatan dari Townships sebesar 32% YoY menjadi Rp957 miliar, yang mencerminkan pelemahan pasar properti di Indonesia selama sembilan bulan 2017. Pendapatan dari Large Scale Integrated relatif datar YoY sebesar Rp983 miliar dimana terdapat pengakuan Pendapatan dari proyek-proyek yang sedang dibangun, terutama dari CBD Meikarta dan Millenium Village. 


Bisnis Healthcare terus memberikan kontribusi pertumbuhan yang berkesinambungan di mana Pendapatan meningkat sebesar 12 persen YoY menjadi Rp4,3 triliun. Pasien rawat inap tumbuh 6 persen sedangkan kunjungan pasien rawat jalan meningkat sebesar 16 persen. Sepanjang tahun 2017, 8 rumah sakit baru telah dibuka, sehingga jumlah rumah sakit menjadi 31 rumah sakit dengan 3.336 tempat tidur operasional. Selain itu, pada akhir Oktober 2017, Siloam telah menyelesaikan Penawaran Umum Terbatas kedua, menghimpun dana sebesar Rp 3,1 triliun, dimana semua saham yang ditawarkan sejumlah 325.153.125 terserap oleh pasar. LPKR mempertahankan kepemilikan mayoritasnya menjadi 51,05 persen, sementara itu, CVC meningkatkan kepemilikannya menjadi 15,66 persen.


 
Pendapatan divisi Komersial yang terdiri dari Mal Ritel & Hotel, relatif datar YoY sebesar Rp550 miliar. Pendapatan Mal naik 9 persen YoY menjadi Rp284 miliar yang terutama ditopang oleh peningkatan kontribusi dari Lippo Mal Puri, Buton dan Jambi. Pendapatan Hotels & Hospitality relatif datar YoY sebesar Rp266 miliar.
 
Pendapatan divisi Manajemen Aset meningkat sebesar 9 persen YoY menjadi Rp707 miliar, yang terutama disebabkan oleh membesarnya basis aset yang dikelola serta bertumbuhnya fee dan pendapatan dividen dari kedua REITS kami di Singapura.
 
Pendapatan recurring LPKR terus bertumbuh dan mencatat pertumbuhan sehat sebesar 11 persen YoY menjadi Rp5,5 triliun, serta memberikan kontribusi sebesar 74% terhadap total pendapatan LPKR untuk periode sembilan bulan 2017.
 
Dalam kesempatan ini, LPKR juga mengumumkan keberhasilan penjualan dua aset ke REITs di Singapura. Penjualan Lippo Plaza Jogya (“LPJ”) ke LMIRT serta penjualan dan penyewaan kembali Siloam Hospital Yogyakarta (“SHYG”) ke First REIT, keduanya telah tuntas pada tanggal 22 Desember 2017.

Dengan penjualan LPJ, pendapatan LPKR pada laporan keuangan tahun 2017 akan meningkat sekitar Rp 579 miliar dan laba bersih akan naik sekitar Rp 237 miliar. Selain itu, dengan selesainya akuisisi LPJ, portofolio LMIR Trust berkembang menjadi 23 mal ritel dan tujuh ruang ritel di berbagai lokasi di seluruh Indonesia. Dan juga dengan selesainya akuisisi SHYG, portofolio First REIT berkembang menjadi 20 properti yang terletak di Indonesia, Singapura dan Korea Selatan.
 
LPKR Presiden Direktur, Ketut Budi Wijaya, berkata bahwaIndonesia, untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, telah diberikan peringkatinvestment grade oleh tiga lembaga pemeringkat utama. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak arus investasi asing langsung ke Indonesia. Prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat didorong oleh proyek-proyek infrastruktur yang sedang berjalan di seluruh negeri akan terus mendorong permintaan atas perumahan berkualitas pada segmen kelas menengah yang terus bertumbuh di Indonesia.

Baca Juga: Ayo Rayakan Valentine dan Imlek di Aryaduta Lippo Village!

"LPKR dengan portofolio properti yang berkualitas yang menyasar seluruh lapisan masyarakat Indonesia, berada pada posisi yang baik untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat ini. Lebih penting lagi, saya sangat gembira mengetahui bahwa transaksi penjualan aset Yogya telah tuntas, sesuai dengan harapan pada akhir tahun 2017, hal ini akan meningkatkan pendapatan dan laba bersih LPKR di tahun 2017," kata Ketut dalam keterangan tertulis, Rabu (31/1/2018).

Menurutnya, transaksi penjualan kedua aset ini sekali lagi membuktikan keberlanjutan strategi asset light dan recycling capital LPKR yang pada akhirnya akan meningkatkan arus kas serta memperkuat posisi keuangan Perseroan. "Kami akan terus mengelola arus kas secara cermat, senantiasa memantau biaya-biaya serta menerapkan strategi recycling capital guna meningkatkan nilai pemegang saham," tutupnya.
 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI