Suara.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasikan data realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) triwulan IV (periode Oktober-Desember) Tahun 2017 yang mencapai angka sebesar Rp 179,6 triliun. Jumlah ini meningkat 12,7 persen dari periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 159,4 triliun.
"Realisasi investasi tersebut menyerap 350.399 Tenaga Kerja Indonesia. Sedangkan realisasi investasi PMDN dan PMA sepanjang tahun 2017 (Januari – Desember) menembus angka Rp692,8 triliun, melampaui target realisasi investasi PMDN dan PMA tahun 2017 sebesar Rp678,8 triliun," kata Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong di Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Lembong menyampaikan bahwa capaian realisasi investasi tahun 2017 tersebut memberikan harapan dan optimisme untuk dapat mencapai target realisasi investasi tahun 2018 yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp765,0 triliun.
“Dalam rangka mempercepat realisasi investasi proyek-proyek PMA/PMDN, diberbagai Kementerian terkait, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota telah dibentuk Satuan Tugas sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha, yang berfungsi antara lain akan membantu mencari solusi permasalahan yang dihadapi oleh investor dalam merealisasikan investasinya”, ujar Lembong.
Baca Juga: BKPM Akui Investor Masih Frustasi Soal Izin Investasi RI
Selama Triwulan IV Tahun 2017, realisasi PMDN sebesar Rp67,6 triliun, naik 16,4 persen dari Rp58,1 triliun pada periode yang sama tahun 2016, dan PMA sebesar Rp112 triliun, naik 10,6 persen dari Rp101,3 triliun pada periode yang sama tahun 2016.
BKPM juga mencatat, realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah: DKI Jakarta (Rp33,9 triliun, 18,9 persen); Jawa Barat (Rp 24,1 triliun, 13,4 persen); Jawa Tengah (Rp18,5 triliun, 10,3 persen); Jawa Timur (Rp16,3 triliun, 9,1 persen); dan Banten (Rp13,9 triliun, 7,8 persen).
Sedangkan realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah: Listrik, Gas dan Air (Rp24,3 triliun, 13,6 persen); Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp22,6 triliun, 12,6 persen); Industri Makanan (Rp17,4 triliun, 9,7 persen), Pertambangan (Rp16,4 triliun, 9,1 persen), dan Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 14,6 triliun, 8,1 persen).
Adapun lima besar negara asal PMA adalah: Singapura (2,3 miliar dolar Amerika Serikat, 27,8 persen); Jepang (1,0 miliar dolar AS, 11, persen); Hongkong (0,8 miliar dolar AS, 9,0 persen); Korea Selatan (0,7 miliar dolar AS, 7,9 persen) dan Republik Rakyat Cina (0,6 miliar, 7,5 persen).
Baca Juga: BKPM: Pertumbuhan Investasi Pariwisata 20 Persen per Tahun