Suara.com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak melemah sebesar 14 poin menjadi Rp13.320. Posisi ini menurun dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.306 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin (29/1/2018) mengatakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah tertahan terhadap dolar AS, sebagian pelaku pasar melakukan aksi ambil untung setelah mata uang domestik itu cenderung menguat dalam beberapa hari terakhir ini.
"Faktor teknikal menahan rupiah untuk melanjutkan apresiasi, namun hal itu diperkirakan bersifat jangka pendek," kata Reza.
Ia menambahkan bahwa sebagian pelaku pasar uang juga merespon pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menginginkan dolar AS menguat,sehingga komentar itu membuat pelaku pasar melakukan aksi jual pada mata uang dunia dan berimbas pada pergerakan rupiah.
Namun, iReza mengatakan bahwa kondisi ekonomi nasional yang kondusif akan menjaga fluktuasi rupiah sehingga menahan tekanan rupiah lebih dalam terhadap dolar AS.
Sementara itu, analis Monex Investindo Futures Putu Agus menambahkan bahwa dalam enam pekan terakhir ini indeks dolar AS cenderung mengalami tekanan cukup dalam sehingga memicu aksi beli kembali terhadap aset berdenominasi dolar AS.
"Penurunan itu mendorong sebagian pelaku pasar melakukan 'short covering' sehingga membawa dolar AS kembali menguat," kata Putu. (Antara)