Begini Cara Membuat Arus Kas Bisnis Sehat

Angelina Donna Suara.Com
Sabtu, 27 Januari 2018 | 08:30 WIB
Begini Cara Membuat Arus Kas Bisnis Sehat
Ilustrasi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bisnis yang baik tidak hanya diukur dari propesionalitas karyawannya, namun juga bagaimana perusahaan tersebut dapat mengelola arus keuangan yang dimiliki.

Manajemen keuangan yang baik tentu akan membawa bisnis ke arah yang lebih baik. Mengembangkan bisnis juga jauh lebih mudah karena modal yang dimiliki sudah lebih dari cukup.

Sebaliknya, bisnis yang dijalankan akan berakhir pada kebangkrutan jika arus keuangannya tidak dikelola dengan baik. Sebuah studi membuktikan kalau 80% dari kegagalan berbisnis disebabkan karena pengelolaan keuangan yang tidak beres.

Agar bisnis yang Anda geluti tidak berakhir pada kebangkrutan, terapkan tujuh langkah mengelola arus keuangan bisnis dengan baik berikut ini.

1. Membedakan Kas Masuk dan Keluar
Dalam pembelajaran akuntansi, penerimaan dan pengeluaran haruslah dipisahkan. Tujuannya agar dapat dijadikan sebagai perbandingan kinerja perusahaan. Apabila pengeluaran lebih besar dibandingkan pendapatan, sudah pasti kalau bisnis menelan kerugian, dan sebaliknya.

Pemisahan antara kas masuk dan keluar juga akan membantu Anda untuk mengecek laporan keuangan. Agar sajian laporan keuangan semakin jelas, sebaiknya setiap transaksi diberi keterangan berdasarkan penggunaannya.   

2. Memisahkan Rekening Pribadi dan Bisnis
Pebisnis pemula maupun pebisnis profesional seringkali lupa untuk memisahkan rekening pribadinya dengan rekening bisnis. Alhasil, keuntungan perusahaan tidak dapat dikalkulasikan dengan baik, bahkan bisnis berujung pada kerugian karena penggabungan kas tersebut.

Pemisahan kedua rekening sangat bagus untuk mengontrol arus kas. Adanya pemisahan tersebut akan membuat Anda mengetahui status keuangan saat ini. Sehingga Anda dapat berusaha lebih keras lagi saat arus kas bisnis yang tercatat masih kurang dari apa yang ditargetkan sebelumnya.

3.Meminimalisir Belanja
95% masyarakat yang ada di dunia suka yang namanya belanja. Namun belanja menjadi mimpi buruk bagi bisnis yang Anda jalankan. Bagaimana tidak, belanja gila-gilaan membutuhkan kas. Itu berarti, Anda harus siap-siap kehilangan kas untuk membiayai kebutuhan berbelanja tersebut.

Belanja untuk bisnis itu memang penting. Apalagi kalau bisnis bergelut di bidang kuliner dan konveksi. Akan tetapi belanjalah dengan sewajarnya. Belilah apa yang benar-benar dibutuhkan untuk proses produksi.
Satu hal lagi, jangan terlalu mudah tergiur dengan diskon. Memang, kas yang akan dikeluarkan menjadi lebih kecil saat memanfaatkan diskon. Namun, diskon membuat dirimu lebih konsumtif.

4. Menyewa Konsultan Keuangan
Jasa konsultan keuangan sangat berguna untuk mengontrol arus kas dari bisnis yang dijalankan. Namun, penggunaan jasa konsultan hanya diperuntukkan untuk bisnis yang besar, misalnya PT atau Firma. Kalau bisnis milikmu hanya sebatas bisnis rumahan, lebih baik memanfaatkan kemampuan diri sendiri untuk mengontrol kas tersebut.

5.Menghindari Rasa Frustasi
Pengelolaan arus kas yang tidak baik menyebabkan adanya ketimpangan antara kas masuk dan kas keluar. Kalau jumlah pengeluaran jauh lebih besar daripada pendapatan, wajar kalau otak pusing. Namun jangan biarkan rasa pusing tersebut terus-menerus menyelimuti karena akan membuat stres.

Apabila ada ketimpangan, sebaiknya lakukan koreksi arus kas. Telitilah setiap pengeluaran dan pemasukan, lalu kalkulasikan dengan tepat. Bisa saja ketimpangan tersebut terjadi karena dirimu kurang teliti dalam menghitung kas. Jadi, jangan stres dulu ya.

6.Memantau Pergerakan Kas
Untuk menghindari “lebih besar pasak daripada tiang”, Anda perlu memantau pergerakan arus keuangan bisnis secara rutin. Adanya pemantauan akan membantu untuk mengetahui jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila jumlahnya lebih kecil dibandingkan tahun lalu, Anda juga lebih mampu meneliti pos mana yang menjadi penyebabnya. 

7.Hindari Fresh Money
Fresh money atau uang tunai harus dihindari saat berbisnis. Hal ini akan membuat kelabakan saat mengelola keuangan pribadi dan bisnis. Pemakaian keuangan dari aktivitas bisnis untuk belanja pribadi juga kemungkinan besar terjadi. Maka dari itu, pindahkanlah uang bisnis ke dalam satu ATM khusus. Saat Anda ingin belanja untuk kebutuhan bisnis, geseklah ATM tersebut untuk proses transaksi.

Baca juga artikel Cermati lainnya:

Sambut 2018: Ini Cara Wujudkan Resolusi Keuangan!

Trik Mengajukan Asuransi Kesehatan

Bagaimana Cara Jack Ma Membangun Bisnis Alibaba?

Published by

REKOMENDASI

TERKINI