Suara.com - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengatakan, permintaan warga membuat paspor di kantor imigrasi mengalami peningkatan signifikan. Salah satu faktornya karena meningkatnya kelas menengah yang ingin berwisata ke luar negeri.
"Meningkatnya jumlah kaum kelas menengah membuat permintaan paspor meningkat, karena sekarang orang kalau banyak uangnya tak lagi ke Bali, tapi sudah ke Singapura, Malaysia, Thailand, dan ada juga yang ke traveling ke eropa," kata Yasonna di kantor Kementerian Hukum dan HAM, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (26/1/2018).
Selain itu, yang membuat banyaknya permintaan pembuatan paspor dari masyarakat adalah meningkatnya jumlah orang ingin umroh karena keterbatasan kuota haji.
"Dan meningkatnya jumlah umroh karena keterbatasan kuota haji. Ini penambahannya sangat signifikan, maka kami harus melayani," ujar dia.
Baca Juga: Bomber Persija Ini Tak Suka dengan Panggilan Kosim
Dia mengaku, banyaknya permintaan pembuatan paspor membuat petugas Imigrasi kewalahan. Sehingga pihak Imigrasi melakukan terobosan yaitu dengan pelayanan pembuatan paspor mobil keliling, khususnya di Jakarta.
"maka numpleknya orang-orang sekarang di kantor Imigrasi itu memang sangat memberatkan sekali. Maka kreatifitas kami untuk memuat inovasi pelayanan publik harus dilakukan, jemput bola seperti mobil pelayanan paspor keliling, buka di luar jam kerja, seperti hari Sabtu. Atau mempercepat waktu kerja jam 06 Wib, memperlambat waktu pulang jam 08 Wib, ini semua harus kami lakukan di tengah-tengah keterbatasan SDM dan infrastruktur," kata dia.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Imigrasi telah melakukan program layanan Paspor Simpatik di akhir pekan dan sudah berlangsung selama enam pekan. Sejak 16 Desember 2017 sampai 21 Januari 2018, program ini telah menerbitkan sebanyak 22.832 paspor.
Baca Juga: Menkeu: Kelas Menengah Berperan Makin Penting Bagi Perekonomian