Suara.com - Pengamat Ekonomi Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Fachri Ali membantah kekhawatiran yang muncul dimasyarakat jika tahun politik bisa memberi dampak besar hingga menurunkan perekonomian nasional.
“Tahun 2018 memang tahun politik, tapi tidak akan berdampak pada perekonomian apalagi pada pasar saham. Harga saham umumnya memberikan respons terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi yang dianggap dalam bahasa populernya tidak pro pasar,” kata Fachri dalam diskusi di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (25/1/2018).
Menurut Fachri, istilah propasar menunjukan posisi pebisnis yang memiliki kemampuan negosiasi terhadap negara. Pebisnis yang bersikap lurus atau hanya berurusan pada urusan bisnis yang akan merespon kebijakan pemerintah.
"Merekalah yang memberikan respons terhadap kebijakan ekonomi yang dibuat negara. Apakah masuk akal konteks atau tradisi pasar atau tidak. Dan harga saham ditentukan itu, bukan pertarungan politik," ujarnya.
Baca Juga: Prediksi BI: Perekonomian Indonesia Tahun 2018 Akan Lebih Baik
Fachri mencontohkan, saat krisis 1997-1998, para pelaku bisnis tidak menimbang-nimbang siapa yang menjadi penguaaa atau yang berpengaruh dalam ekonomi saat ini.
Pelaku usaha hanya melihat kebijakan yang diambil pemerintah dalam menghadapi krisis.
"Inilah yang saya maksud pebisnis telah tampil sebagai kekuatan yang bisa bernegosiasi oleh negara," katanya.