Suara.com - Banyak calon peminjam kredit bingung saat bank menyodorkan hitungan dan skema pembayaran kredit. Atau setidaknya nasabah akan mengangguk setuju saja dengan skema kredit yang diajukan bank.
Mereka tidak mengerti betul, apakah sedang disodorkan skema kredit yang cukup menguntungkan atau sebaliknya, bakal mencekik mereka selama terikat perjanjian kredit dengan bank.
Ternyata membandingkan kredit terbaik itu tidak sekadar membandingkan suku bunga saja. Namun dilihat jenis hitungan bunga kredit yang dipilih oleh nasabah. Jika mau lebih untung, nasabah harus memilih hitungan bunga KPR dan jenis perhitungan yang menguntungkan.
Sejauh ini ada lima jenis hitungan bunga kredit yang biasa digunakan bank. Nasabah juga harus waspada dengan jenis dan cara perhitungan bunga kredit dari masing-masing skema kredit tersebut. Kelima jenis hitungan bunga kredit KPR tersebut adalah: bunga flat, bunga efektif, bunga anuitas, bunga fix & cap dan bunga floating.
Jangan sampai Anda menyesal setelah terikat perjanjian kredit dengan bank karena pokok utang kredit tidak kunjung berkurang. Kok bisa? Berikut ini perbedaan bunga kredit, dikutip dari situs perbandingan dan pengajuan produk keuangan HaloMoney.co.id:
1. Bunga Flat
Perhitungan bunga flat tergolong paling mudah dari lima hitungan bunga kredit. Poin penting hitungan bunga flat ialah cicilanmu tetap hingga akhir cicilan. Hitungan ini cukup sederhana: hanya menggunakan perhitungan bunga dari pokok pinjaman awal, dibagi dengan tenor/jangka waktu kredit.
Biasanya sistem bunga flat diterapkan untuk kredit barang konsumsi seperti handphone, home appliances, mobil atau kredit tanpa agunan (KTA). Dengan menggunakan sistem bunga flat ini, porsi bunga dan pokok dalam angsuran bulanan akan tetap sama.
Misalnya besarnya angsuran adalah satu juta rupiah dengan komposisi porsi pokok Rp750 ribu dan bunga Rp250 ribu. Maka, sejak angsuran pertama hingga terakhir, porsinya akan tetap sama.
Meski bunganya terhitung lebih mahal, sistem bunga flat punya kelebihan: jika kita hendak melakukan pelunasan lebih awal, maka porsi pokok utang yang berkurang cukup sebanding dengan jumlah uang yang telah kita angsur. Jadi jika kita hendak melakukan early repayment atau pelunasan awal, tinggal dihitung saja jumlah pokok hutang saat kamu akan lunasi.
2. Bunga Efektif
Sistem bunga efektif merupakan kebalikan dari sistem bunga flat. Sistem ini menghitung porsi bunga berdasarkan pokok hutang yang tersisa. Sehingga porsi bunga dan pokok dalam angsuran setiap bulan akan berbeda, meski besaran angsuran per bulannya tetap sama. Sistem bunga efektif ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang seperti KPR atau kredit investasi.
Contohnya jika kamu meminjam Rp12 juta, tenor 12 bulan, dan suku bunga 10%. Dengan bunga efektif, maka perhitungan cicilan per bulan mengacu kepada saldo utang yang setiap bulan akan menurun. Sebab, di sistem bunga efektif, setiap bulan utang pokok kamu berkurang sebesar Rp1 juta. Akibatnya, total cicilan (bunga dan pokoknya) menurun sejalan dengan penurunan dari saldo utang.
Contohnya, total cicilan bulan pertama masih sama Rp1,1 juta, seperti perhitungan bunga flat di atas. Namun, pada bulan kedua dan seterusnya, cicilannya turun menjadi Rp1.091.667 hingga Rp1.008.333 di angsuran terakhir. Terlihat, dengan tingkat bunga KPR yang sama dan tenor yang sama, perhitungan bunga efektif lebih meringankan nasabah.
Sistem bunga efektif lebih berguna untuk pinjaman jangka panjang yang tidak buru-buru dilunasi di tengah jalan, karena jika kita membandingkan nominal bunga yang kita bayarkan, jauh lebih kecil dari sistem bunga flat. Keuntungan lainnya, jika kamu melunasi hutangmu di tengah jalan, kamu tinggal melunasi sisa pokok hutang tersisa yang sudah cukup banyak berkurang.
3. Bunga Anuitas
Bunga kpr anuitas umumnya banyak diterapkan bagi pinjaman jangka panjang seperti kredit pemilikan rumah (KPR). Lazimnya KPR, skema cicilan bunga anuitas ini biasanya berlangsung hingga 10 atau 15 tahun. Inilah bunga kredit perumahan yang sering ditawarkan bank kepada Anda calon pembeli rumah secara kredit atau KPR.
Perhitungan bunga anuitas pada dasarnya menggunakan perhitungan bunga efektif, namun dimodifikasi sedemikian rupa untuk menghasilkan cicilan pembayaran yang sama setiap bulan. Tanpa modifikasi ini, perhitungan bunga efektif akan menghasilkan besaran cicilan yang menurun karena perhitungan bunga yang terus menurun, sejalan dengan menurunnya saldo utang.