Tahun Ini, BNI Targetkan Peringkat Empat Total Aset

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 18 Januari 2018 | 07:46 WIB
Tahun Ini, BNI Targetkan Peringkat Empat Total Aset
Dewan Direksi BNI di Jakarta, Rabu (17/1/2018). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada akhir 2017, untuk pertama kalinya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil mencatatkan total aset melampaui Rp700 triliun. Total aset BNI pada akhir 2017 tepatnya mencapai Rp709,33 triliun atau tumbuh 17,6 persen dibandingkan akhir tahun 2016 yang masih mencapai Rp 603,03 triliun.

"Pertumbuhan aset BNI ini terutama ditopang oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp516,1 triliun pada akhir tahun 2017 atau naik 18,5 persen (yoy) dibandingkan tahun 2016," kata Direktur Keuangan & Risiko Kredit, Rico Rizal Budidarmo di Jakarta, Rabu (17/1/2018).

Pertumbuhan DPK tersebut melebihi pertumbuhan DPK industri perbankan yang diperkirakan 11,0 persen (yoy). Pada tahun 2017, BNI pun mampu mempertahankan rasio CASA pada posisi 63 persen yang menandakan bahwa mayoritas DPK BNI merupakan dana murah

Tahun ini, Rico menegaskan BNI menargetkan tumbuh menjadi bank dengan total aset terbesar di peringkat empat nasional. Dibawah PT Bank Rakyat Indonesia Tb (BRI), PT Bank Mandiri  Tbk, dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). "Kita targetkan posisi kita di peringkat empat," ujarnya. 

Baca Juga: Penyaluran Kredit BNI Tahun 2017 Capai Rp441,31 triliun

Penghimpunan dana murah yang berhasil dicapai oleh BNI tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan. Di antaranya, optimalisasi produktivitas outlet, meningkatkan fitur-fitur layanan pada e-channel dan memperkuat hubungan baik dengan nasabah institusi.

"Kemudian pengembangan branchless banking (layanan bank tanpa melalui outlet) melalui peningkatan jumlah agen-agen Laku Pandai BNI atau Agen46. BNI di akhir 2017 memiliki 69.859 Agen46, meningkat 38.999 agen dibandingkan akhir tahun 2016," ucapnya.

Kinerja perusahaan anak BNI disepanjang 2017 juga menunjukkan performa yang cukup baik. BNI group memiliki 5 perusahaan anak yang meliputi: BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, BNI Sekuritas dan BNI Asset Management. Kelima perusahaan ini pada 2017 mampu berkontribusi 9,8 persen terhadap total laba BNI konsolidasian, naik dibandingkan tahun 2016 yang kontribusinya sebesar 8,4 persen.

Selama tahun 2017, BNI pun turut berperan dalam mewujudkan pemerataan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui berbagai inisiatif seperti Bantuan Sosial (Bansos), Kartu Tani dan KUR Tani, Kartu Indonesia Pintar, Perhutanan Sosial, serta berbagai program-program strategis lainnya.

Rencana Akuisisi 2018

Baca Juga: Tahun 2017, BNI Raup Laba Bersih Sebesar Rp13,62 Triliun

Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni, menambahkan bahwa dalam rencana bisnis bank (RBB) 2018 sekarang, BNI tetap mencantumkan rencana pertumbuhan anorganik dengan mengakuisisi anak perusahaan baru. Perusahaan yang diincar meliputi bank menengah, asuransi, dan lembaga jasa keuangan yang lain.

"Yang pasti ada tiga parameter yang kami gunakan sebelum melakukan akuisisi. Pertama, nilai aset perusahaan yang diakuisisi. Kedua, apakah bisnis perusahaan yang akan diakuisisi mampu melengkapi bisnis BNI yang sudah ada. Ketiga, apakah harganya sesuai atau tidak," ujar Baiquni dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, faktor harga beli perusahaan baru juga sangat menentukan. Jika BNI harus membeli dengan harga terlalu mahal, akan menjadi pertanyaan besar dari kalangan pemegang saham BNI. "Tentunya akan muncul pertanyaan apa urgensinya sehingga BNI harus membeli dengan harga begitu mahal," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI