Suara.com - Berbagai kemudahan, keuntungan, dan promosi menarik yang ditawarkan oleh kartu kredit memang sulit ditolak, termasuk oleh generasi milenial. Selain dapat diandalkan untuk urusan mendadak dan penting, tuntutan gaya hidup dan pergaulan juga menjadi salah satu faktor yang mendorong milenial untuk memiliki kartu kredit.
Sebagian kaum milenial berada pada rentang usia produktif, memiliki pekerjaan, dan penghasilan sendiri, sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki kartu kredit, yang jumlahnya mungkin bisa lebih dari satu.
Sayangnya, tidak semua milenial paham seluk-beluk kartu kredit. Tak jarang juga, sebagian besar dari mereka yang telah memiliki kartu kredit terlalu mengandalkan kartu kreditnya hingga habis limit atau bahkan over limit.
Pada akhirnya, kondisi keuangan menjadi berantakan dan penghasilan habis untuk melunasi utang dan bunga kartu kredit.
Keadaan ini tentu sangat tidak diharapkan. Karenanya dianggap penting bagi milenial yang tertarik dan berniat mengajukan kartu kredit untuk mempertimbangkan hal-hal berikut lebih dahulu sebelum mengajukan kepemilikan kartu kredit;
1. Memiliki penghasilan dan kondisi keuangan yang stabil
Penghasilan tetap dengan jumlah minimum Rp3 juta per bulan wajib menjadi pertimbangan utama milenial sebelum mengajukan kartu kredit.
Mengapa? Karena hampir semua bank mengajukan syarat minimum penghasilan dengan jumlah tersebut sebagai syarat wajib untuk aplikasi kartu kredit. Jumlah ini juga sekaligus menjadi bahan pertimbangan bagi pihak bank untuk menilai potensial atau tidaknya nasabah tersebut untuk membayar tagihan kartunya kelak.
Tidak hanya itu, cash flow juga harus stabil. Dengan kata lain, rasio utang yang dimiliki tidak lebih dari 30 persen total penghasilan dan kebutuhan hidup dapat terpenuhi selama sebulan penuh.
Jika penghasilanmu per bulan belum mencapai jumlah minimum tersebut, sebaiknya tunda dulu keinginan untuk mengajukan kartu kredit. Terlebih jika masih memiliki utang lain yang harus dicicil. Jika dipaksakan, kemungkinan besar aplikasi pengajuan kartu kredit akan ditolak oleh pihak bank.
2. Memprioritaskan kebutuhan bukan keinginan
Kadang-kadang, apa yang kita inginkan belum tentu merupakan hal yang kita butuhkan. Beragam keinginan mungkin saja banyak terlintas di kepala, terutama yang sifatnya konsumtif, misalnya berbelanja.
Memiliki kartu kredit terlihat bagaikan solusi untuk memuaskan hasrat konsumtif tersebut. Hanya dengan ‘menggesek’ kartu, maka barang yang diinginkan dapat dimiliki dengan mudah.
Padahal yang perlu diketahui, memiliki dan menggunakan kartu kredit artinya adalah berutang. Ya, Anda memiliki utang dan tanggungan bunga yang harus dibayar.
Maka dari itu, sebelum memiliki kartu kredit, penting untuk memahami dan membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan.
Tak ada salahnya memiliki banyak keinginan, namun prioritaskan dahulu penghasilanmu untuk memenuhi berbagai hal yang mendukung kehidupan dan produktivitas sehari-hari. Misalnya, biaya hidup harian untuk transport dan makan, biaya listrik dan yang berkaitan dengan rumah, smartphone dan laptop untuk bekerja, asuransi kesehatan, dan hal-hal lain yang tanpanya kehidupanmu dapat terganggu.
3. Memahami fungsi, limit, dan mekanisme pembayaran kartu kredit
Untuk apa membuat kartu kredit?
Ini merupakan pertanyaan dasar yang wajib dipertimbangkan oleh milenial. Banyak jenis kartu kredit yang tersedia, dengan fungsi dan benefit yang berbeda-beda. Maka penting untuk memahami tujuan pembuatan kartu kredit, agar tidak asal pilih dan benefit yang didapat pun lebih maksimal.
Jika tujuannya untuk mempermudah saat traveling, pilihlah bank yang menyediakan kartu kredit khusus traveling. Jika tujuannya untuk berbelanja, pilihlah bank yang menyediakan kartu kredit dengan banyak bonus poin atau rewards. Atau, jika hanya untuk berjaga-jaga saat kondisi darurat, pilihlah kartu kredit dengan limit terendah dan bunga yang tidak terlalu besar.
Hal yang harus diingat, fungsi utama kartu kredit adalah menggantikan uang tunai dalam kondisi tertentu dengan cara berutang. Kartu kredit juga memiliki limit tertentu yang berbeda-beda. Selama 30 hari sejak penggunaan, tentunya akan ada tagihan plus bunga yang harus Anda bayarkan.
Ketika tagihan telah terbit, Anda harus membayar tagihan tersebut dengan cara transfer dalam jangka waktu yang diberikan pihak bank. Ada dua opsi yang bisa Anda pilih, bayar tagihan minimum atau bayar total tagihan.
Untuk tagihan minimum, Anda tidak melunasi semua tagihan, melainkan hanya sebagian. Tagihan sisanya akan masuk ke bulan berikutnya dengan bunga yang juga terakumulasi.
Ada baiknya untuk langsung melunasi total tagihan, agar utang dan bunga yang harus Anda bayar tidak menumpuk. Tagihan yang menumpuk tentu akan memengaruhi dan memperburuk reputasi dan skor kredit Anda di Bank Indonesia.
4. Mengetahui suku bunga dan biaya tambahan lainnya
Tingkat suku bunga, biaya keterlambatan bayar, biaya tarik tunai, biaya over limit, biaya admin, dan biaya tahunan, adalah jenis biaya yang wajib diketahui milenial sebelum mengajukan kartu kredit. Umumnya, hampir semua bank memiliki biaya tersebut dalam produk kartu kreditya.
Menurut survei yang dilakukan oleh situs finansial LendEdu tentang kartu kredit dan milenial, sekitar 34,40 persen dari milenial tidak mengetahui biaya keterlambatan bayar kartu kreditnya dan sekitar 45 persen tidak mengetahui tingkat suku bunga dari kartu kredit yang dimilikinya.
Dengan kata lain, milenial masih harus banyak belajar perihal seluk-beluk biaya kartu kredit. Ragam biaya ini tentunya memiliki rate yang berbeda-beda setiap bank, misalnya untuk biaya keterlambatan bayar, umumnya sebagian besar bank mengenakan rate 3 persen.
Maka penting bagi milenial untuk mencari tahu dan bertanya dengan detail seputar biaya-biaya tersebut kepada pihak bank sebelum pengajuan. Agar tidak terjebak nantinya, jangan mudah tergoda dengan berbagai promo terkait peniadaan biaya tahunan atau suku bunga rendah. Pahami dulu dengan cermat, karena etika aplikasi disetujui, artinya segala hal terkait transaksi dan peraturan bank wajib dipatuhi.
5. Adanya fasilitas kredit tanpa kartu kredit
Fasilitas cicilan atau kredit tanpa kartu kredit yang populer belakangan ini bisa menjadi alternatif terbaik bagi milenial yang belum memiliki kartu kredit. Fasilitas ini dapat juga digunakan untuk berbagai hal layaknya kartu kredit, mulai dari berbelanja, memenuhi kebutuhan sehari-sehari seperti membeli token listrik dan membayar PDAM, hingga beli tiket pesawat atau hotel untuk traveling.
Ada beberapa lembaga atau perusahaan penyedia fasilitas ini, salah satunya Kredivo, yang menawarkan proses pendaftaran, pengajuan, hingga transaksi yang serba online. Ada dua opsi kredit yang diberikan oleh Kredivo yaitu “Bayar dalam 30 hari” dengan bunga 0 persen dan ‘’Cicilan” pilihan tenor 3, 6, dan 12 bulan, dengan bunga rendah 2,95 persen.
Menariknya, Kredivo tidak membebankan biaya tahunan, biaya admin, atau pun uang muka, sehingga membuat kredit menjadi lebih ringan.
Jika kamu adalah WNI berusia minimum 18 tahun, berdomisi di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Palembang, atau Medan, dan berpenghasilan minimum Rp3 juta per bulan, kamu bisa langsung mengajukan kredit tanpa kartu kredit dengan Kredivo. Proses approval-nya pun hanya memakan waktu kurang dari 1 x 24 jam dan tanpa survei.
Ketika kredit disetujui, kamu akan mendapat notifikasi di smartphone beserta limit kredit untuk belanja online di lebih dari 100 merchant atau e-commerce terbaik yang telah bekerja sama dengan Kredivo. Lima di antaranya yang populer adalah Blibli, Lazada, Bukalapak, JD.ID, dan Shopee.
Dear Milenial, Pertimbangkan Ini Sebelum Ajukan Kartu Kredit
Fabiola Febrinastri Suara.Com
Kamis, 18 Januari 2018 | 00:15 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Menyala! Petani Milenial Merauke Raup Pendapatan 15-20 Juta Per Bulan
25 November 2024 | 12:45 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 08:15 WIB
Bisnis | 07:49 WIB
Bisnis | 19:25 WIB
Bisnis | 19:10 WIB
Bisnis | 18:59 WIB
Bisnis | 17:25 WIB
Bisnis | 17:19 WIB
Bisnis | 17:01 WIB
Bisnis | 16:43 WIB