Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Sumarno menginginkan pesawat Nurtanio produksi dalam negeri oleh PT Dirgantara Indonesia segera beroperasi secara massal di Papua.
Rini saat meresmikan modernisasi layanan navigasi penerbangan di Papua di Kantor AirNav Indonesia Cabang Sentani, Jumat (12/1/2018) mengatakan spesifikasi Pesawat Nurtanio sesuai dengan kondisi geografis Papua.
"Nurtanio itu pesawat kecil, paling efektif si Papua," ucapnya.
Dia mengatakan hal itu akan mengukuhkan produk dalam negeri selain teknologi radar yang direncanakan akan dipasang di tujuh lokasi di Papua yang juga merupakan produk Indonesia, yaitu radar sintetis berbasis satelit atau "ADS-B" (Automatic Dependent Surveillance-Broadcast) dan penerapan prosedur PBN (Performance-Based Navigation).
Baca Juga: Penjualan BUMN PT Dirgantara Indonesia Adalah Hoax!
"Nanti Nurtanio akan bersama-sama produk Indonesia juga navigasinya," katanya.
"Sertifikasi Kemenhub 2018 selesai jadi produk pertama harapkan akhir kuartal pertama 2019 sudah komersial," tuturnya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan memang sudah selayaknya pesawat-pesawat tua Twin Otter diganti dengan usianya yang lebih muda.
Dia mengatakan batas usia pesawat penumpang adalah 25 tahun, sementara batas usia pesawat kargo adalah 30 tahun.
Agus mengatakan karakterisitik geografis Papua yang berupa pegunungan dibutuhkan pesawat-pesawat kecil yang tidak membutuhkan landasan pacu yang panjang dan besar.
Baca Juga: DPR Kritik PT Dirgantara Indonesia Belum Bisa Produksi Pesawat
"Untuk Papua karena area pegunungan, pesawat-pesawat yang cocok, yaitu pesawat yang cocok untuk mendarat dan tinggal landas dengan jarak yang pendek serta 'stalling speed' rendah," tuturnya.