Tekan Kenaikan Harga Beras, Pemerintah Pakai Jurus Ini

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 09 Januari 2018 | 12:50 WIB
Tekan Kenaikan Harga Beras, Pemerintah Pakai Jurus Ini
Gudang penyimpanan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Rabu (20/12).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah melakukan perluasan jaringan Operasi Pasar (OP) beras medium dalam upaya menjaga pasokan dan menekan harga bahan kebutuhan pokok tersebut, yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan harga dan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa perluasan Operasi Pasar beras medium tersebut menggunakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan disalurkan langsung oleh Perum Bulog di seluruh wilayah khususnya yang mengalami kenaikan harga tinggi.

"Harga diharapkan terkendali. Dalam waktu satu hingga dua hari kedepan, diharapkan harga turun. Berapapun jumlahnya kita siapkan," kata Enggartiasto, saat melakukan Pelepasan Operasi Pasar Beras Medium di Jakarta, Selasa, (9/1/2018).

Berdasarkan catatan Perum Bulog, Operasi Pasar sesungguhnya telah dilakukan sejak November 2017. Namun, langkah yang diambil oleh pemerintah tersebut dinilai belum mampu meredam kenaikan harga beras medium yang berada pada kisaran Rp11.000 per kilogram, atau di atas HET yang ditentukan yakni Rp9.450 untuk wilayah Jawa.

Baca Juga: Jelang Tahun Baru, Harga Beras di Kota Besar Ini Naik

Tercatat, pada Desember 2017 Perum Bulog telah melaksanakan OP pada 1.100 titik. Rencananya, dalam operasi pasar kali ini akan diperbanyak menjadi 1.800 titik dan diharapkan bisa menurunkan harga beras khususnya untuk kualitas medium.

Dalam Operasi Pasar yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia tersebut, penjualan beras oleh Perum Bulog ditetapkan di bawah HET. Untuk wilayah DKI Jakarta dan Banten, beras kualitas medium tersebut dijual dengan harga Rp9.300 per kilogram.

Enggartiasto menambahkan pihaknya akan mewajibkan seluruh pedagang yang ada di pasar yang telah ditetapkan untuk menjual beras Operasi Pasar tersebut. Namun, jika ada oknum pedagang tidak bersedia untuk menjual beras tersebut, maka ada dugaan pelaku usaha itu menikmati kenaikan harga yang tidak wajar.

"Dari sisi suplai, kami pastikan beras tersebut kami kirimkan. Kami langsung penetrasi ke pasar, semua ini dikawal oleh Satgas Pangan," ujar Enggartiasto.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan bahwa pada Desember 2017, dengan jumlah outlet yang dipergunakan Perum Bulog sebanyak 1.100 unit tersebut, beras yang telah disalurkan dalam Operasi Pasar kurang lebih mencapai 50.000 ton.

Baca Juga: Sandiaga Minta Masyarakat Jangan Khawatir, Stok Beras Aman

"Sejak November 2017, sudah ada instruksi OP. Namun dengan kuantitas dan luasan OP yang dilakukan, dirasa kurang cukup meredam pergerakan harga beras," ujar Djarot.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI