Tren Hunian Etnik Modern dengan Nilai Universal di 2018

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 09 Januari 2018 | 08:29 WIB
Tren Hunian Etnik Modern dengan Nilai Universal di 2018
Apartemen Synthesis Residence Kemang. [Dok Synthesis Residence Kemang]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kalangan pengembang properti tetap memandang tahun 2018 ini dengan sikap optimistis. Peluang sektor properti untuk tumbuh di tahun politik ini dinilai masih terbuka. Kekhawatiran terhadap tahun politik hendaknya tidak menjadi kendala bagi pengembang.

"Mewujudkan hunian impian dengan kelengkapan fasilitas yang membuat penghuni merasakan suasana homey sesungguhnya tidak mudah," kata Managing Director Synthesis Residence Kemang, Julius Warouw di Jakarta, Selasa (9/1/2018).

Menurutnya, hunian vertikal yang kini muncul di berbagai area strategis di Jakarta tampil dengan desain modern, tanpa ada sentuhan nilai lokal Indonesia yang sejatinya memberi warna lebih universal.

"Sejalan dengan pertumbuhan hunian, konsumen merindukan suasana kultural yang hadir di sekeliling mereka, dengan suasana kedaerahan yang membawa fase hidup seimbang antara modernisasi tanpa menanggalkan budaya," tambahnya.

Baca Juga: Hadiprana Tarik Minat konsumen Synthesis Residence Kemang

Berangkat dari komitmen tersebut, kata Julius, Synthesis Development menghadirkan proyek Synthesis Residence Kemang, sebuah hunian vertikal dengan konsep yang sarat khas budaya Indonesia, tanpa meninggalkan kemajuan zaman now yang sejatinya menjadi kebutuhan masyarakat.

"Synthesis Residence Kemang berada di kawasan yang identik dengan seni dan tradisi di tengah kota Jakarta. Hasl ini menjadi point of interest yang ditawarkan kepada konsumen," tambahnya.

Sentuhan Etnik Modern

Julius menjelaskan, proyek apartemen strata title yang dibangun di atas lahan seluas 2 hektare (ha) dengan total hunian 1.188 unit ini, mengangkat budaya Jawa dengan nilai universal yang ditunjukan melalui konsep arsitektur berupa hadirnya sentuhan Batik Kawung dan Pendopo Rumah Joglo.

"Jika selama ini batik identik dengan pakaian, apartemen ini memberikan motif Batik Kawung di sisi interior dan eksteriornya. Nuansa Jawa juga dirasakan ketika berada di Rumah Joglo yang menjadi lobi utama dari dua tower kembar, Nakula dan Sadewa. Melengkapi nuansa etnik, di depan Rumah Joglo terdapat patung Bancak Doyok yang merupakan karya pematung Wahyu Santosa," jelasnya.

Pembangunan proyek yang telah mendapatkan Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) Nomor 007/5.7/31/-1.711.534/2015 untuk membangun hunian bertingkat di kawasan Kemang ini, mempunyai proses yang sama sebagaimana dalam pembuatan Batik Kawung.

Baca Juga: Airmas Asri Dilibatkan dalam Proyek Synthesis Residence Kemang

"Sejak pertama kali, kita punya carefully design untuk kenyamanan penghuni, ada sentuhan emosional di situ. Tujuannya, apartemen ini menjadi home bagi orang yang tinggal di dalamnya, dengan salah satu nilainya adalah privacy," kata Julius.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI