Jokowi Ibaratkan Kolesterol, Jantung, Paru-paru Baik

Jum'at, 05 Januari 2018 | 16:00 WIB
Jokowi Ibaratkan Kolesterol, Jantung, Paru-paru Baik
Presiden Joko Widodo. (suara.com/Erick Tanjung)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk mencari faktor yang menyebabkan perekonomian Indonesia tidak bisa tumbuh pesat untuk menyaingi kompetisi global. Jokowi melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini dengan ibarat mendiagnosa kondisi kesehatan seorang manusia yang hasilnya dalam keadaan baik.
 
‎"Kemarin sudah saya sampaikan, bahwa kalau diibaratkan orang sakit, kita ini baik semuanya. Kolesterol baik, jantung baik, paru-paru baik, darah tinggi juga tidak ada, tapi kok ya nggak bisa lari cepat," kata Jokowi dalam rapat terbatas tentang peningkatan investasi dan perdagangan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/1/2018).
 
Maka dari itu Jokowi meminta jajarannya untuk segera mencari pemecahan permasalahannya, sehingga Indonesia tidak tertinggal dari negara-negara lain.‎ Sebab, lanjut dia, tingkat Ease of Doing Business atau kemudahan berusaha melonjak bagus, indeks harga saham juga melonjak bagus, inflasi rendah, dan APBN naik. 
 
"Ini problemmya di mana harus dicari, nggak perlu dikasih obat, tapi problemnya haris dicari," ujar dia.
 
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengklaim Indonesia dapat kepercayaan dunia internasional secara ekonomi. Hal itu dilihat dari peringkat EoDB Indonesia pada 2014 berada di nomor 120, sekarang melonjak ke nomor 72.
 
"Begitu juga dengan rating untuk investasi grade juga sudah diberikan dari SnP, kemudian Fitch rating dan juga moodya memberikan peringkat BBB. ‎Makanya jangan sampai kita kehilangan momentum, oleh sebab itu sekali lagi saya ingin lebih fokus dan konsentrasi lagi pada investasi," kata dia.
 
‎Selain itu, di sektor perdagangan Jokowi meminta peningkatan ekspor. Baik itu perdagangan luar negeri di bidang industri, energi sumber daya mineral, kesehatan, pendidikan, industri pertahanan, pertanian, kelautan dan perikanan.
 
"‎Semuanya harus satu, harus jadi satu arah. ‎Sehingga produk, problem problem yang dihadapi di lapangan itu betul-betul bisa kita tangani dengan baik," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI