Suara.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan para petani di tanah air banyak yang berusia tua dan sulit mendapatkan generasi penerus dari pemuda.
"Kita ketahui memang jarang sekali pemuda yang menginginkan menjadi petani. Pertama karena dianggap miskin, kotor dan sangat melelahkan. Permasalahan inilah yang harus kita carikan solusinya," katanya, disela menghadiri panen raya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/1/2018).
Ia menyayangkan kondisi itu, karena peranan petani sangat penting dalam menjaga kedaulatan pangan di Indonesia.
Menurut dia, pemerintah saat ini tengah berusaha mengubah paradigma buruk pekerjaan menjadi petani. Petani-petani di Indonesia dinilai harus menjadi petani modern yang mensejahterakan diri mereka.
Baca Juga: Polisi Didesak Usut Kasus Penembakan Petani di Kalteng
"Kita akan membuat petani modern. Kalau dulu bajak sawah itu menggunakan kerbau, panen menggunakan arit. Jangan ada lagi, petani kita harus lebih maju," katanya.
Amran mengatakan, di antara upaya pemerintah saat ini ialah terus memperbaiki teknologi-teknologi pertanian di Indonesia yang jauh modern.
"Bantuan alsintan (alat dan mesin pertanian) kita berikan, teknologi benih yang tahan hama dan bisa menghasilkan panen 9-10 ton per hektare kita berikan cuma-cuma. Jadi tidak ada lagi jika petani kita dianggap kotor, capek dan lelah," kata dia.
Selain paradigma petani yang kotor, pemerintah juga akan mengubah paradigma lain di bidang pertanian, yakni melakukan penghentian impor sejumlah komoditas.
"Seperti beras, sudah tiga tahun terakhir sejak 2016, 2017 hingga 2018 kita tidak impor. Kebutuhan beras kita terpenuhi," katanya. (Antara)
Baca Juga: "Live Stream" di Tebing Curam, Petani Ini Jadi Seleb Mendadak