Suara.com - Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Lana Winayanti meyakini kondisi sektor properti di 2018 akan lebih baik dari tahun ini.
Sebab pertumbuhan ekonomi tahun depan yang diprediksi mencapai 5,4 persen dengan tingkat inflasi 3,5 persen. Hal ini diyakini bisa menjadi pendorong industri properti.
"Pertumbuhan tersebut tentunya akan berdampak pada sektor properti yang memiliki peranan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini tentunya akan meningkatkan tingkat pasokan dan permintaan sektor properti. Salah satu yang harus diperhatikan adalah perkembangan ekonomi global," kata Lana di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2017).
Selain kondisi ekonomi global, faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan sektor properti di Indonesia ialah sektor perumahan yang juga mendorong sektor lainnya dalam konteksnya membangun rumah.
Baca Juga: IPW Kritik Kebijakan Pemerintah Soal Rumah Subsidi Membingungkan
Pada 2018 juga, pemerintah memasang target tinggi untuk program subsidi pembiayaan perumahan. Untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan dialokasikan untuk 42 ribu unit, Subsidi Selisih Bunga 225 ribu unit, dan Subsidi Bantuan Uang Muka sebesar 344.500 unit.
Dari target yang ditetapkan, hanya skema SSB yang kuotanya menurun dari tahun 2017 sebesar 239 ribu unit. Sedangkan FLPP meningkat dengan alokasi tahun ini sebesar 40 ribu unit, dan SBUM dengan alokasi 278 ribu unit.