Pertumbuhan Utang Luar Negeri Swasta Indonesia Stagnan

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 16 Desember 2017 | 14:54 WIB
Pertumbuhan Utang Luar Negeri Swasta Indonesia Stagnan
Kota Jakarta Selatan, paling banyak diburu oleh pemburu properti. [Dok Lamudi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pertumbuhan Utang Luar Negeri bulan Oktober masih didorong oleh ULN sektor publik yang naik 8,4 persen. Ini menandakan bahwa Pemerintah semakin agresif menambah utang untuk menutup defisit anggaran yang diperkirakan berada dikisaran 2,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto tahun ini.

Sementara pertumbuhan utang luar negeri swasta mengalami stagnasi dengan tumbuh 1,3 persen sama dengan bulan sebelumnya. Hal ini menandakan sektor swasta belum berniat menambah kapasitas produksi atau berekspansi. Sebanyak 77 persen ULN swasta terkonsentrasi di 4 sektor utama yakni keuangan, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih.

"Ke empat sektor tersebut khususnya industri manufaktur masih tumbuh dibawah ekspektasi," kata Bhima Yudhistira,  
Peneliti The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) di Jakarta, Sabtu (16/12/2017).

Baca Juga: Gerindra: 72 Tahun Indonesia Merdeka, Utang Luar Negeri Rp1.000 T

Hal yang perlu diperhatikan dari ULN adalah peningkatan ULN jangka pendek lebih tinggi dari jangka panjang. Tercatat ULN jangka pendek tumbuh 10,6 persen sementara ULN jangka panjang tumbuh 3,9 persen. Resiko missmatch akan menganggu likuiditas swasta maupun sektor publik dalam membayar ULN yang jatuh tempo.

Resiko utang juga bisa dilihat dari DSR atau debt to service ratio yang merupakan rasio pembayaran utang terhadap kinerja ekspor. Per triwulan 3 2017 angka DSR Tier 1 menyentuh 26,39 persen. Angka ini terus naik sejak awal tahun. Peningkatan DSR membuktikan bahwa utang yang ditarik tidak berkorelasi positif terhadap sektor produktif yakni ekspor. Dibanding 5 tahun lalu DSR masih tercatat 17,28 persen.

Hingga akhir tahun 2017 pertumbuhan ULN akan naik cukup signifikan dibanding tahun 2016. Pada bulan Desember penerbitan surat utang baru sebagai bentuk prefunding kebutuhan anggaran tahun depan akan menaikkan pertumbuhan ULN sektor publik. Pemerintah merealisasikan penjualan surat utang negara di awal Desember dalam denominasi dolar AS senilai total US$4 miliar atau setara Rp54 triliun dalam rangka prefunding.

"Rasio ULN terhadap PDB diperkirakan menembus 35-36 persen," tutupnya.

Baca Juga: Kuartal II Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp4.478 triliun

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI