Menteri Susi: Kalau Ada Calo, Segera Laporkan ke Saya

Rabu, 13 Desember 2017 | 14:49 WIB
Menteri Susi: Kalau Ada Calo, Segera Laporkan ke Saya
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat bersama Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang Hiroto Izumi. [Dok KKP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengimbau kepada seluruh investor atau rekanan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menemukan praktik percaloan, untuk segera melapor kepada dirinya. Pasalnya, praktik-praktik seperti ini, menurut Susi, akan menghambat program-program efisiensi dan transparansi di kementerian yang dipimpinnya.

"Saya minta kontraktor, Anda tidak perlu ngasih siapa-siapa lagi. Kalau ada yang minta, kasih tahu saya. Kalau ada calo program, proyek dari rekanan KKP, laporin saya. Anda tak perlu lagi jamu pejabat KKP. Tapi saya minta harga yang ditawarkan ke KKP itu harga yang wajar," kata Susi di Jakarta, Rabu (13/12/2017).

Susi berharap, para pejabat di kementeriannya bertanggung jawab dalam mengelola anggaran. Namun, Susi mengakui pola pikir pengelolaan anggaran yang efisien belum dihayati oleh para pejabat KKP. Oleh sebab itu, komitmen yang kuat menurutnya memang dibutuhkan untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik.

"Saya tak perlu blocking. Bila perlu, minta tambah anggaran. Tapi saya lihat belum, maka saya batasi jumlah anggaran spending-nya,” katanya.

Selain itu, Susi juga mengimbau kepada para kontraktor untuk bersikap profesional. Pasalnya menurut Susi, kontraktor seringkali tidak melaksanakan perjanjian kontrak dengan seharusnya. Oleh karenanya, dia pun meminta setiap kontraktor yang melaksanakan proyek KKP untuk dapat menyelesaikan proyek sesuai perjanjian yang ada.

"Jaman era digital, jangan Anda berpikir apa yang Anda lakukan bisa di tak ketahui. Kalau saya tidak katakan semuanya, bukan berarti saya tidak tahu apa yang terjadi. Era digitalisasi dan keterbukaan itu sangat luar biasa. Jangan sampai, misal kapal fiber, fibernya dikurangi jadi enteng. Nelayan yang pakai juga takut karena jadi enteng, takut kapal pecah jadi dua," kata Susi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI