LPS Prediksi Keuntungan Bank Seret Dalam Setahun ke Depan

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 12 Desember 2017 | 16:57 WIB
LPS Prediksi Keuntungan Bank Seret Dalam Setahun ke Depan
Kantor Cabang Bank Jabar Banten (BJB) di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (5/7/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rasio profitabilitas atau keuntungan dari aset bank dinilai sulit meningkat dalam setahun ke depan. Kondisi ini disebabkan  pendapatan dari marjin bunga yang menurun dan naiknya beban pencadangan modal di industri perbankan.

"Ada tiga penyebab sedikitnya, dan hal itu membuat tren rasio profitabilitas sulit bergerak," kata Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah, seusai Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta, Selasa (12/12/2017).

Penyebab pertama, lanjut Halim, adalah tren terus menurunnya suku bunga perbankan, baik di global maupun domestik. Turunnya suku bunga pinjaman akan membuat marjin bunga bank menipis. Alhasil pendapatan bank bisa saja turun, jika manajemen bank tidak memutar otak untuk menggali sumber pendapatan lain.

"Suku bunga dana di dunia itu masih rendah sehingga untuk menaikkan suku bunga kredit itu tidak akan mudah," ujarnya.

Baca Juga: Bank Indonesia Tegaskan Bitcoin Tidak Dijamin dan Tak Diakui

Sejak Januari 2016 hingga November 2017, suku bunga kredit rata-rata di industri perbankan telah turun 128 basis poin, menurut data Bank Indonesia.

Penyebab kedua, ujar Halim, adalah masih adanya potensi kenaikan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL). Meskipun hingga November 2017, NPL industri perbankan sebesar 2,9 persen atau tergolong di level yang rendah, namun tidak menutup kemungkinan, NPL masih bisa naik karena pemulihan ekonomi domestik yang belum merata, terutama di sektor pertambangan dan penggalian.

"Saya lihat bank-bank ini akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit," ujarnya.

Penyebab ketiga, kata Halim, adalah beban regulasi untuk penambahan cadangan modal perbankan. Penambahan cadangan modal, kata Halim, akan terjadi dalam waktu dekat untuk memitigasi tekanan eksternal dari pasar keuangan global, yang bisa saja menurunkan kesehatan bank.

Tingkat profitablitas bank diukur dari salah satu indikator yakni tingkat keuntungan dari aset (return on assets/ RoA) perbankan dalam tiga tahun terakhir. RoA mengukur kemampuan suatu bank menghasilkan keutungan dari aset yang dimilikinya.

Baca Juga: Pemerintah dan Bank Dunia Perbanyak Subsidi Rumah

Semakin tinggi RoA berarti rasio profitabilitas bank semakin baik atau produktivitas asetnya tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI