"Oleh karena itu, saya mendatangkan semua pihak, mendatangkan ahli dari Korea dan Jepang untuk berbagi ilmu, semua kita bahas agar pada saat membangun tidak lagi perdebatan mestinya begini, mestinya begitu," katanya.
Budi mengatakan revitalisasi Lintas Utara Jawa, Jakarta-Surabaya ini dirancang untuk beroperasi dengan kecepatan maksimal 160 kilometer per jam atau memangkas waktu dari sembilan jam menjadi 5,5 jam.
"Artinya satu hari satu malam kereta bisa bolak-balik, bis bersaing dengan pesawat, sehingga udara punya teman yang namanya kereta semicepat, selain itu kalau pakai mobil pribadi 'kan berisiko," imbuhnya.
Untuk rencana operasi, lanjut dia, ditargetkan pada 2020, namun bertahap Jakarta-Semaranng terlebih dahulu mengingat tidak mudah menggunakan jalur ekaisting karena harus membenahi 900 perlintasan sebidang.
Baca Juga: Seperti Apa Stasiun Kereta Cepat di Cina?
Terkait kajian sosial, Budi mengatakan tidak banyak yang dilakukan, nantinya akan dibuat hunian-hunian berbasis transportasi atau "transit oriented development". (Antara)