19 Jurnalis Dinyatakan Lulus Banking Journalist Academy 2017

Rabu, 06 Desember 2017 | 22:58 WIB
19 Jurnalis Dinyatakan Lulus Banking Journalist Academy 2017
Wisudawan BJA 2017 yang diselenggarakan AJI Indonesia - Bank Permata. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 19 peserta program Banking Journalist Academy (BJA) V yang mengusung tema Literasi Keuangan akhirnya dinyatakan lulus. Program pengembangan pendidikan bagi jurnalis yang diinisiasi oleh PermataBank dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dengan dukungan Kedutaan Besar Australia ini menghasilkan beragam karya jurnalistik dengan sudut berita (angle) yang menarik, mendalam dan segar.

Hal ini tidak terlepas dari intensifnya program yang digelar hingga 14 sesi, mulai 9 Agustus hingga 29 September 2017. Salah satu keunggulan program ini adalah kelengkapan materi pendidikan yang disampaikan oleh para pakar di bidangnya, baik pengetahuan ekonomi & perbankan yang mendalam maupun pengetahuan untuk mengolah data-data menjadi liputan yang mendalam sehingga menjadi karya jurnalistik yang baik dan kredibel.

Beberapa materi seperti Banking in General, Financial Literacy, Corporate Banking, Business Consumer Banking, Sharia Banking dan teknik mengolah data dipaparkan baik oleh Direktur PermataBank terkait maupun Pengajar Tamu. Tercatat Heru Kristiyana, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Shaun Anthony - Senior Treasury Representative Australian Embassy dan Mohamad Teguh – Pemimpin RedaKsi SCTV turut memberikan paparan yang holistik, mendalam dan memberikan warna baru.

Hasilnya Literasi Keuangan ditafsir dengan bahasa yang lugas, segar dan dalam konteks kekinian (terlampir) yang disajikan oleh ke-19 wisudawan/wati BJA yaitu:

Baca Juga: Laba Bersih Bank Permata Kuartal III 2017 Rp708 Miliar

Norbertus A. Dwiangga, Harian Kompas
Krizia Putri Kinanti, Bisnis Indonesia
Winny Tang, The Jakarta Post
Marshall Sautlan, KONTAN
Nida Sahara, Investor Daily
Nur Aini, Republika
Angelina Anjar Sawitri, Tempo
Faunda Liswijayanti, Femina
Ropesta Sitorus, Bisnis Indonesia
Shintya Felicitas, Forbes Indonesia

Safyra Primadhyta, CNNIndonesia.com
Maria Yuniar, Katadata.co.id
Eka Wahyu Pramita, Majalahkartini.co.id
Marsya Nabila, dailysocial.id
Dinda Audriene Muthmainah, CNNIndonesia.com
Aditya Widya Putri, tirto.id
Astudestra Ajengrastri, Anadolu Agency
Nicha Muslimawati, Kumparan.com
Adhitya Himawan, Suara.com

“Sejak lama PermataBank sudah menyadari pentingnya fungsi Jurnalis dan media dalam membentuk persepsi dan opini publik terhadap suatu isu maupun industri. Oleh karena itu, kami juga sangat menyadari bahwa selain terus meningkatkan produk dan layanan serta mempertahankan reputasi, sama pentingnya para Jurnalis dan media ini memiliki pemahaman yang baik terhadap industri yang dihadapi dan isu yang diliput sehingga menghasilkan kualitas penulisan yang mendalam, bermutu dan berimbang, karena disisi lain, publik juga semakin cerdas dan kritis terhadap informasi yang disampaikan oleh media di Indonesia,” kata Ridha DM Wirakusumah di Jakarta, Selasa (5/12/2017).

Berangkat dari hal tersebut, Bank Permata menginisiasi program BJA yang telah memasuki tahun ke-lima. Tema Literasi Keuangan dalam BJA 2017 ini untuk menjawab tantangan diatas sekaligus menjadi ikhtiar kami dalam mendukung program OJK untuk makin memberikan pemahaman terhadap lembaga keuangan. "Melalui reportase dan tulisan yang dihasilkan dengan penuh warna dan mendalam tersebut, kami harapkan masyarakat dapat memilih dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan, memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan lebih baik dan terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak jelas”, jelas Ridha.

Abdul Manan, Ketua Umum AJI Indonesia menambahkan, program short course semacam ini merupakan salah satu metode pendidikan yang dinilai menarik dan sangat bermanfaat bagi jurnalis. Sebab, metodenya menggabungkan antara materi pengetahuan tentang ekonomi dan teknik jurnalistik. Keduanya adalah materi dasar dari lahirnya karya jurnalistik berkualitas. Menulis tema spesifik seperti ekonomi harus berlandaskan pada pengetahuan yang memadai agar menemukan sisi tak biasa. Skill jurnalistik yang berkarakter indepth reporting juga diperlukan agar karyanya memiliki nilai lebih dari berita regular."

Baca Juga: Bank Permata Jadi Bank Pertama yang Terapkan Teknologi Ini

“Aliansi Jurnalis Independen, melalui pelatihan ini, ingin mendorong jurnalis untuk lebih mengembangkan berita mendalam (indepth reporting). Di sejumlah media online, model seperti ini biasa disebut sebagai Long Form Journalism. Karya jurnalistik berkarakter panjang seperti ini perlu dikembangkan di tengah membanjirnya berita berkarakter pendek dan singkat yang seolah menjadi karakter umum media online. Dengan maraknya pemanfaatan media sosial, berita pendek kini tak lagi menjadi menu andalan. Sebab, fungsi pemberi informasi seperti itu sudah banyak dilakukan oleh media sosial seperti Twitter, Facebook, whats ap, dll. Dengan kata lain, indepth reporting menjadi format yang perlu dikembangkan agar lebih menjawab kebutuhan publik akan informasi yang mendalam dan berkualitas, tidak semata yang hanya di permukaan”, jelas Manan dalam kesempatan yang sama.

“Melalui pembekalan materi jurnalistik dan mentoring dalam pelatihan ini, itu akan terus menyegarkan para jurnalis untuk lebih tertib pada Kode Etik Jurnalistik (KEJ), termasuk di dalamnya adalah pada disiplin verifikasi. Ketaatan pada standar tinggi semacam ini juga menjadi modal penting bagi jurnalis untuk menhasilkan karya jurnalistik bermutu. Pada saat yang sama, itu juga menjadikan jurnalis memiliki mekanisme alamiah untuk menghadapi berita hoax atau fake news yang dengan mudah tersebar di era booming digital ini. Ketaatan pada disiplin verifikasi, misalnya, akan membuat jurnalis tidak mudah percaya informasi yang beredar di masyarakat tanpa lebih dulu mengecek dan memastikan faktanya," tambah Manan.

Wisuda Peserta Program BJA

Melalui proses yang ketat dan berjenjang, para peserta program yang dibimbing oleh Hasudungan Sirait dan Feby Siahaan yang merupakan mantan jurnalis di media-media terkemuka di Indonesia serta Stefanus Arief Setiaji, mantan peserta BJA sekaligus jurnalis senior akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir berupa liputan ekonomi perbankan yang mendalam selama kurang lebih 1 bulan. Hasilnya diwujudkan dalam bentuk buku yang diluncurkan pada Malam Apresiasi (Graduation Night), di Jakarta, Selasa (5/12/2017).

Peluncuran ini bersamaan dengan pengumuman peserta terbaik dan spesial BJA V 2017 yaitu:

Peserta terbaik I: Marsya Nabila (dailysocial.id)
Peserta terbaik II: Winny Tang (The Jakarta Post)
Peserta terbaik III: Nur Aini (Republika)

Dalam Wisuda BJA kali ini, turut hadir Roby Muhamad, Phd – Sosiolog dan Pengajar Universitas Indonesia yang memberikan pencerahan berupa Journalism 4.0 yang berbasis multi-media.

Selain menyelenggarakan program BJA yang banyak diikuti oleh para Jurnalis di seputar Jakarta, program Banking Journalist Workshop (BJW) yang menjadi versi mini dari BJA juga diadakan pada tanggal 5-6 Oktober 2017 di Makassar untuk para jurnalis daerah. BJW 2017 sukses menjaring dan memberikan tambahan wawasan bagi 25 jurnalis dari 16 kota yang sebagian besar berasal dari wilayah timur Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI