Suara.com - Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2017 tetap terkendali atau berada dalam kisaran sasaran 4±1 persen (yoy). Inflasi IHK pada November 2017 tercatat sebesar 0,20 persen (mtm) atau 3,30 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan lalu (0,01 persen, mtm) sesuai pola musimannya namun lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi November tiga tahun terakhir sebesar 0,73 persen (mtm).
"Berdasarkan komponen, meningkatnya inflasi bulan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi kelompok volatile food dan kelompok administered prices. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan bulan November tercatat sebesar 2,87 persen (ytd)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, di Jakarta, Senin (4/12/2017).
Kelompok volatile food tercatat inflasi sebesar 0,38 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan lalu yang deflasi sebesar 0,53 persen (mtm). Inflasi terutama bersumber dari komoditas cabai merah, beras, bawang merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras.
"Secara tahunan, kelompok volatile food tercatat mengalami deflasi, yaitu 1,24 persen (yoy)," ujarnya.
Baca Juga: Deflasi Harga Pangan Membuat Inflasi Oktober Tetap Rendah
Kelompok administered prices mengalami inflasi sebesar 0,21 persen (mtm) meningkat dibandingkan dengan bulan lalu yang deflasi sebesar 0,01 persen (mtm). Inflasi administered prices terutama disumbang oleh rokok kretek, bensin dan bahan bakar rumah tangga. Kenaikan harga bensin didorong kenaikan harga bahan bakar khusus. Secara tahunan, inflasi administered prices mencapai sebesar 8,76 persen (yoy).
Inflasi inti tercatat sebesar 0,13 persen (mtm), menurun dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 0,17 persen (mtm). Penurunan tersebut sejalan dengan terjangkarnya ekspektasi inflasi, rendahnya harga impor, dan terbatasnya permintaan domestik. Secara tahunan, inflasi inti tercatat rendah, yaitu 3,05 persen (yoy).
Ke depan, inflasi akhir tahun 2017 diperkirakan akan tetap rendah yaitu sebesar 3,0 persen-3,5 persen dan pada 2018 inflasi diperkirakan akan tetap terkendali pada level yang rendah dalam kisaran sasaran 3,5±1 persen.
"Koordinasi kebijakan antara Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat dalam pengendalian inflasi, dengan fokus pada upaya menjamin pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok seiring peningkatan permintaan menjelang akhir tahun, serta menjaga ekspektasi inflasi," tutupnya.
Baca Juga: Kalahkan Inflasi dengan Investasi Sejak Muda