Suara.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengatakan, Indonesia memiliki kemampuan membangun jembatan bentang panjang dengan kualitas yang rapi dan kuat. Hal ini telah dibuktikan dengan inovasi yang dilakukan dalam pembangunan Jembatan Holtekamp di Jayapura, dengan tipe box baja pelengkung, dimana pengerjaannya dilakukan oleh PT. PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur.
Pembangunan Jembatan Holtekamp di Papua oleh Kementerian PUPR, dalam rangka mewujudkan Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam membangun negeri dari kawasan pinggiran.
Jembatan Holtekamp memiliki nilai strategis, yakni untuk mengatasi kepadatan kawasan perkotaan, pemukiman dan kegiatan perekonomian di dalam Kota Jayapura. Jembatan ini memangkas jarak tempuh hingga 17 km di antara kedua lokasi tersebut.
Hal ini berpengaruh pada waktu tempuh dari Kota Jayapura ke Muara Tami yang akan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, yang sebelumnya membutuhkan waktu 2,5 jam dan kini menjadi 60 menit saja. Jembatan Holtekamp akan menjadi ikon dan destinasi wisata baru di Papua, khususnya Jayapura.
"Saya minta kepada Dirjen Bina Marga dan Kepala Balitbang agar ke depan, pembangunan jembatan panjang bisa didesain untuk bisa dilaksanakan dengan sumber daya kita sendiri, jadi tidak perlu impor. Kebijakan ini akan mendorong inovasi, sehingga kita bisa bersaing," kata Menteri Basuki, saat pelepasan keberangkatan kapal yang membawa satu dari dua bentang utama sepanjang 112,5 m, di pelabuhan PT. PAL, Surabaya, Minggu (3/12/2017).
Acara pelepasan ini bertepatan dengan peringatan Hari Bakti PU ke-72, 3 Desember. Menurutnya, pembangunan jembatan dapat menggerakan industri baja nasional dan memberikan pekerjaan kepada para tenaga ahli dan pekerja konstruksi Indonesia.
Pengerjaan bentang utama oleh PT. PAL di Surabaya merupakan bagian dari memanfaatkan sumber daya yang dimiliki Indonesia, dimana PT. PAL memiliki fasilitas dan tenaga ahli, terutama untuk pengelasan baja di pelabuhan.
"Pengelasannya tidak main-main, karena berpengaruh terhadap kekuatan. Tidak semua memiliki fasilitas yang lengkap. Saat ini belum bisa dilakukan di Papua, karena fasilitasnya belum tersedia," katanya.
Pertimbangan lain untuk memproduksi bentang utama oleh PT. PAL Indonesia di Surabaya adalah untuk mitigasi kegagalan konstruksi bila rangka bentang utama dikerjakan di Jayapura. Pasalnya, kawasan tersebut termasuk lokasi rawan gempa, sehingga mampu meningkatkan aspek keselamatan kerja, dan mempercepat waktu pelaksanaan.
Penyelesaian bentang utama dengan bobot 2.000 ton ini lebih cepat dari jadwal karena menggunakan metode center span strand lifting, pertama kali dilakukan di Indonesia. Bentang utama 1 dikerjakan sejak 22 Juli 2017 dan selesai 17 Oktober 2017, sementara bentang utama 2 dikerjakan mulai 19 September hingga 3 Desember 2017.
Pembangunan Jembatan Holtekamp juga menjadi jembatan pertama yang dikapalkan secara utuh dan terjauh, karena menempuh jarak 3.200 km, dengan waktu 28 hari perjalanan.
Menteri Basuki menargetkan, pembangunan Jembatan Holtekamp dapat diselesaikan pada September 2018. Saat ini, progres pembangunan fisik jembatan telah mencapai 91,80 persen.
Data Teknis Jembatan Holtekamp
Total panjang bentang utama jembatan ini 400 m, ditambah jembatan pendekat 332 m, yang terdiri 33 m pendekat dari arah Hamadi dan 299 m dari arah Holtekamp, sehingga total 732 m. Lebar jembatan adalah 21 m, yang terdiri 4 lajur 2 arah dilengkapi median jalan.
Pembangunan Jembatan Holtekamp dilakukan bersama oleh Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi Papua, dan Pemerintah Kota Jayapura. Kementerian PUPR mendanai pembangunan jembatan utama, Pemerintah Provinsi Papua mendanai pembangunan jembatan pendekat arah Holtekamp, dan Pemerintah Kota Jayapura mendanai pembangunan jalan pendekat dan pembebasan lahan.
Biaya yang dikeluarkan untuk membangun jembatan di atas Teluk Youtefa ini mencapai Rp1,7 triliun. Proyek tersebut dikerjakan oleh kontraktor konsorsium PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).
Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Utama (Dirut) PT. PAL Indonesia, Budiman Saleh, Dirut PT. PP Tumiyono, Dirut PT. Nindya Karya, Indrajaya Manopol, Direktur Operasi PT. Hutama Karya, Sugeng Rahmadi, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto, Kepala Balitbang, Danis H. Sumadilaga, Direktur Jembatan, Iwan Zarkasi, Kepala BBPJN XVIII Jayapura, Osman H. Marbun dan para pejabat tinggi pratama lainnya.