Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memberikan kepercayaan kepada PT PAL dalam membangun struktur bentang tengah Jembatan Baja Holtekamp Papua. Hal ini disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk memaksimalkan potensi industri dalam negeri.
"Ternyata, kalau kita lihat resources kita ini sangat bisa untuk diandalkan membangun infrastruktur. Ini adalah satu komitmen saya, komitmen pemerintah untuk memaksimalkan resources yang ada di dalam negeri. Sebelumnya, saya juga minta Pindad untuk membuat eskavator, dan sudah dua tahun ini Kementerian PUPR beli eskavator dari PINDAD. Masa bikin tank bisa, bikin eskavator nggak bisa. Sama dengan PT PAL, bikin kapal perang, bikin kapal selam bisa. Masa bikin jembatan saja enggak bisa," kata Basuki dalam sambutannya saat melepas bentang tengah pertama Jembatan Holtekamp di PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (3/12/2017).
Selain melibatkan PT PAL dalam perakitan bentang tengah jembatan, bahan baku struktur baja yang digunakan juga memaksimalkan pasokan dari dalam negeri. Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PT PP, Tumiyana.
"Utamanya dari Krakatau Steel. Kemudian juga ada industri baja lokal. Jadi ini pakai bajanya lokal semua," katanya.
Baca Juga: Menteri PUPR Lepas Center Span Jembatan Holtekamp ke Papua
Progres fisik dari konstruksi jembatan ini telah mencapai perkembangan 91 persen. Dengan perkembangan ini, konsorsium pelaksana pembangunan yang terdiri dan PT Hutama Karya, PT PP dan PT Nindya Karya mengaku optimisti bisa merampungkan pekerjaan jembatan sesuai target pada September 2018.
Meski demikian, Direktur Utama PT PP, Tumiyana optimistis bisa menyelesaikan pembangunan lebih awal dari target. "Kami perkirakan bisa rampung lebih awal dua bulan. Jadi sekitar Juni sudah bisa selesai," katanya.
Pembangunan Jembatan Holtekamp akan berdampak signifikan bagi masyarakat Papua, terutama terkait waktu tempuh dari Jayapura ke Muaratami. Jembatan ini mampu memangkas jarak tempuh hingga 17 kilometer di antara kedua lokasi tersebut. Hal ini berpengaruh pada waktu tempuh dari Kota Jayapura ke Muara Tami yang akan menuju Pos Lintas Batas Negara Skouw yang sebelumnya membutuhkan waktu 2,5 jam kini menjadi 60 menit. Selian itu, keberadaa jembatan ini juga memiliki nilai strategis karena mengatasi kepadatan kawasan perkotaan, pemukiman dan kegiatan perekonomian di dalam Kota Jayapura.
Pembangunan Jembatan Holtekamp dilakukan bersama oleh Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi Papua, dan Pemerintah Kota Jayapura. Kementerian PUPR mendanai pembangunan jembatan utama, Pemerintah Provinsi Papua mendanai pembangunan Jembatan Pendekat Arah Holtekamp, dan Pemerintah Kota Jayapura mendanai pembangunan jalan pendekat dan pembebasan lahan.
Biaya yang dikeluarkan untuk membangun jembatan di atas Teluk Youtefa ini mencapai Rp1,7 triliun. Proyek ini dikerjakan kontraktor konsorsium PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero) Tbk, dan PT Nindya Karya.
Baca Juga: Bangun Infrastruktur, Serapan Keuangan PUPR Capai Rp75,55 T