Suara.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WIKA Gedung) pada Kamis (30/11/2017). Dengan demikian, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk tersebut resmi menjadi emiten ke-30 pada tahun 2017 dengan kode perdagangan WEGE.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Alpino Kianjaya di Jakarta, Kamis (30/11/2017) menyampaikan bahwa salah satu hal penting bagi perseroan setelah resmi mencatatkan sahamnya di BEI yakni menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
"Penerapan GCG di antaranya dengan melakukan keterbukaan informasi baik kepada regulator maupun kepada publik, serta memastikan terselenggaranya kepatuhan terhadap peraturan pasar modal," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa dengan begitu diharapkan saham WEGE dapat menjadi salah satu efek yang terus menjadi pilihan para investor dan manajemen investasi dalam menentukan portofolionya.
Baca Juga: KAI-WIKA Jual Apartemen Dekat Stasiun Senen Rp224 Juta Per Unit
BEI menyatakan bahwa WIKA Gedung merupakan anak BUMN ketiga yang melaksanakan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tahun ini. Sebelumnya, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFI) dan PT PP Presisi (PPRE) telah lebih dulu mencatatkan sahamnya di BEI.
Direktur Utama Wika Gedung, Nariman Prasetyo mengatakan selama masa penawaran (bookbuilding), saham Wika Gedung mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 216 persen.
"Itu menunjukan animo atau kepercayaan publik terhadap saham Wika Gedung cukup besar," katanya.
Ia menambahkan bahwa perseroan melepas sebanyak 2,87 miliar saham seharga Rp290 per saham. Dengan demikian, perusahaan memperoleh dana dari hasil IPO sekitar Rp832,8 miliar. Sekitar 70 persen dari dana yang akan diraih itu akan digunakan untuk ekspansi usaha dan sisanya untuk menutup kebutuhan modal kerja.
Saat pencatatan perdana, saham WEGE mengalami koreksi ke level Rp286 per lembar dari harga awal Rp290 per saham. Namun, dalam waktu singkat saham WEGE berbalik arah atau menguat menjadi Rp300 per saham. Saham WEGE sempat menyentuh level tertinggi Rp314 per saham.
Baca Juga: WIKA dan KAI Bangun Hunian TOD di Pasar Senen
Nariman Prasetyo juga menyampaikan hingga Oktober 2017, pihaknya telah meraih kontrak baru mencapai Rp6,2 triliun, sehingga total kontrak perseroan (oreder book) saat ini mencapai Rp11,8 triliun. (Antara)