Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani akan terus memantau dampak letusan Gunung Agung terhadap perekonomian di Provinsi Bali secara lebih luas.
"Kami akan memonitor mengenai dampak ekonomi sosialnya, dan karena Bali pusat pariwisata, kami juga akan melihat dari dampak ekonominya secara lebih luas," kata Mulyani ditemui di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (30/11/2017).
Pemerintah akan terus berupaya memitigasi dan meminimalkan dampak negatif letusan Gunung Agung.
"Bali tentu pernah mengalami situasi yang tidak baik di masa lalu dan memengaruhi keseluruhan pariwisatanya. Aktivitas gunung berapi juga pernah terjadi di Bali, maka kami akan melihat bagaimana dampak itu akan bisa dimitigasi dan diminimalkan," kata dia.
Mulyani juga mengatakan pemerintah dalam mendukung berdasarkan peraturan perundang-undangan, di mana keuangan negara akan membantu daerah yang mengalami bencana sesuai kriteria yang ada.
Berdasarkan pos pemantauan Gunung Agung di Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Kamis, data satelit pertumbuhan lava di dalam kawah Gunung Agung masih berlangsung dan sejak dua hari lalu kecenderungan letusan masih terus berlangsung.
Hal itu berarti letusan pembuka mulai Selasa (21/11) terus terjadi, sedangkan Gunung Agung, Sabtu (25/11), bertransisi dari letusan freatik menjadi letusan magmatik.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan, ancaman letusan Gunung Agung mencakup zona radius bahaya delapan kilometer dengan perluasan sektoral masih 10 kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, selatan, dan barat daya.
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada pukul 15.00 WITA Rabu kemarin juga telah dibuka kembali setelah sempat tidak dioperasikan beberapa waktu lalu. [Antara]