Suara.com - Sekitar 89 ribu penumpang dari dan menuju ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, batal terbang seiring dengan pembatalan 445 penerbangan akibat meningkatnya status Gunung Agung yang menjadi awas yang menyebabkan ditutupnya bandara hingga Selasa (28/11/2017).
Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah Murni mengatakan sejak penutupan bandara Bali sejak pukul 07.15 WITA sudah ada 445 penerbangan yang dibatalkan.
"455 itu dikali sekitar 200, karena di setiap pesawat itu sekitar 200 orang," katanya.
Dia mengatakan saat ini terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait dan terus mengawasi selama 24 jam.
"Setelah kita terus berkoordinasi, syukurlah penanganan di Bali juga berjalan dengan lancar," ujarnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan menyebutkan untuk penerbangan dari Bandara Internasional Lombok, yang terdampak yakni 51 penerbangan atau 2.900 penumpang.
Sugihardjo mengimbau kepada masyarakat untuk mengganti moda ataupun menunda penerbangan karena ini merupakan kejadian alam yang tidak bisa diprediksi.
Penutupan dan pembukaan bandara ini sifatnya sangat dinamis tergantung dengan arah angin bergerak, kalau bergeraknya ke Tenggara, bandara yang terdampak adalah Bandara Lombok, kalau ke arah Barat Daya yang terdampak adalah Bandara Ngurah Rai.
Sugihardjo mengatakan pihaknya sudah memiliki dua skenario, yaitu pengalihan dan pembatalan penerbangan dan menyiapkan moda alternatif, seperti penyediaan 100 bus.
Untuk mengantisipasi penerbangan yang akan tiba ke Bali, Sekretaris PT Angkasa Putra I Israwadi mengatakan pihaknya sudah menyiagakan lima alternatif bandara yaitu Bandara Juanda Surabaya, Bandara Lombok Praya, Bandara Sultan Hasanussin Makassar, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta.