Suara.com - Analis Senior Infovesta Utama, Praska Putryantyo, menilai erupsi Gunung Agung di Bali tidak akan membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian, terutama warga setempat.
Menurut Praska, erupsi Gunung Agung ini hanya bersifat sementara dan tidak akan terus berlanjut hingga satu kuartal aktivitas ekonomi.
“Jadi menurut saya dampaknya tidak akan signifikan. Memang akan mengganggu sektor pariwisata yang notabene menjadi faktor pendorong ekonomi di Bali, tapi kalau dilihat, tidak akan mengganggu karena ini tidak berkepanjangan,” kata Praska saat dihubungi Suara.com, Senin (27/11/2017).
Baca Juga: Suka Hidup Mewah, Dirjen Pajak Telusuri Kekayaan Pengacara Setnov
Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali, kembali mengalami erupsi pada Sabtu (25/11/2017) pukul 17.30 WITA. Abu vulkanik bertekanan sedang setinggi 1.500 m keluar di atas puncak Gunung Agung.
Sebelumnya, gunung setinggi 3.142 meter ini kali pertama menyemburkan abu vulkanik pada letusan freatik, Selasa (21/11) sekitar pukul 17.05 WITA yang mencapai ketinggian 700 meter dari puncak kawah.
Letusan dengan tipe "freatik" sebelumnya itu terjadi karena adanya uap air bertekanan tinggi. Uap itu terbentuk karena pemanasan air bawah tanah yang berasal dari hujan.