Suara.com - Akses pembangunan jalan non-tol menunju Bandara Internasional Jawa Barat di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, segera dibangun pada akhir tahun ini. Pembebasan lahan yang mengambil jalur lurus di atas lahan milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah hampir rampung.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan pengerjaan fisik akses bukan tol yang menjadi penghubung menuju bandara internasional tersebut diperkirakan dimulai pada Desember 2017. Lahan yang sempat dihuni warga sepanjang 1,8 kilometer dengan lebar sekitar 60 meter atau seluas 40 hektare sudah hampir diselesaikan pembebasannya. Ini berada di atas lahan sebanyak 218 bidang.
"Iya (Diperkirakan Desember 2017 pembangunannya). Pembebasan lahannya tinggal sedikit lagi," kata Dedi Taufik di Bandung, Senin (20/11/2017).
Dia mengatakan kebutuhan anggaran non-tol sekitar Rp77 miliar yang diserap dari APBD Pemprov Jabar saat ini tengah dilakukan tahap lelang. Lelang dilakukan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Prosesnya sekarang lagi dilakukan tender (lelang) oleh pemerintah pusat," ujar Dedi.
Direktur Utama PT. BIJB Virda Dimas Ekaputra menyatakan serupa. Akses non tol yang menjadi infrastruktur utama di Kecamatan Kertajati, menuju jalur bandara sudah siap dikerjakan secara fisik mengingat pembebasan lahan yang sudah hampir selesai. Konstruksi nantinya akan dikerjakan pemerintah pusat langsung.
"Jalan akses non tol sudah dan dianggarkan sekitar Rp 77 miliar. Konstruksi dilakukan pemerintah pusat. Desember ini sudah ada pembayaran juga," kata Virda.
Adapun untuk akses tol yang terhubung langsung dengan Cipali diperkirakan baru dilakukan pada 2018 mendatang dimana alokasi yang disiapkan Pemprov Jabar sebanyak Rp120 miliar.
Bandara Kertajati yang progres pembangun fisiknya sudah mencapai 67 persen dengan target soft launching April 2018, diyakini Virda bisa rampung secara bersamaan dengan infrastruktur lainnya seperti akses non tol. Terkait cuaca yang saat ini kerap diguyur hujan, menurutnya itu sudah masuk dalam perhitungan agar akses ini bisa rampung sesuai target.
"Empat bulan keburu. Ini sudah ada hitungannya di luar masalah cuaca. Jadi sudah ada. Jadi Desember rencananya begitu (pembangunan fisik)," sebut Virda.
Progres bandara yang sejauh ini dikerjakan dalam tiga paket untuk sisi darat memang masih dalam koridor waktu yang ditetapkan. Sampai 5 November lalu pembangunan infrastruktur oleh PT. Adhi Karya Tbk sudah mendekati sempurna atau 98,7 persen.
Paket satu ini sendiri meliputi pengerjaan infrastruktur bandara ini yakni, jalan, drainase, lansekap parkir dan ramp simpang susun. Pada akhir November ini pengerjaan diperkirakan sudah 100 persen.
Selanjutnya paket dua meliputi pembangunan gedung terminal penumpang yang dikerjakan PT Wijaya Karya (Wika) dan PT Pembangunan Perumahan capaian pekerjaannya sudah mencapai 53,8 persen. Lingkup yang dikerjakan pengembang yakni berupa interior, atap utama, eletrikal and plumbing, atap boarding lounge, bird eye view dan arsitektur kom ACP.
Beberapa fasilitas interior terminal tiga lantai juga sudah cukup menggemberikan. Berdasarkan fakta di lapangan area lantai satu secara fisik sudah 95 persen. Area tersebut lebih cepat selesai karena dibangun secara pararel dan tidak terpengaruh cuaca. Fasilitas yang akan diberi PT BIJB diarea terminal komersial yakni aircraft simulator, airport miniatur, toruism galery, quite room, VIP lounge.
Area terminal saat ini tengah fokus pada pemasangan atap yang berada di lantai tiga. Atap dengan bentangan 96 meter cukup menantang karena bentuk yang menyerupai ekor burung merak sebagai ikon bandara. Struktur atap terminal utama penumpang menggunakan sisten mega span dengan penutup membran.
"Material atap sudah di sana. Metode pengerjaan saja yang dulu dua sekarang empat. Tadinya dua sisi sekarang tiga. tadinya dua shfit sekarang tiga," ujar Virda.
Adapun untuk paket tiga meliputi pembangunan gedung operasional yang dikerjakan PT. Waskita Karya sudah hampir mendekati sempurna dengan 90,8 persen. PT. Waskita diberi tanggungjawab untuk mengerjakan sarana penunjang operasional bandara berupa incenerator, meteorologi, ground water tank, jalan kawasan, sub station dan perangkat keamanan kebakaran bandara.
Bergeser untuk kesiapan runway sarana paling penting untuk take of dan landing pesawat, yang nantinya akan dibentangkan sampai 3.500 meter oleh Kementrian Perhubungan saat ini progresnya sudah mencapai 90 persen. Dengan panjang runway tersebut mempertegas bahwa kehadiran BIJB bisa didarati pesawat berbadan lebar. [Adv]