Suara.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhakiri mendorong supaya tenaga kerja Indonesia memiliki akses yang lebih baik untuk meningkatkan kompetensi.
"Kompetensi sangat penting untuk memasuki pasar kerja yang semakin kompetitif," kata Hanif, saat menghadiri Dialog Bersama Menteri Ketenagakerjaan bertajuk "Let's Do Something for Nation", yang diselenggarakan oleh IPMI International Business School, Jakarta, Jumat (17/11/2017).
Pada kesempatan tersebut, Menaker mendorong agar dunia usaha lebih terlibat dalam masalah pendidikan vokasi.
"Salah satu masalah dunia kerja adalah miss-match kompetensi. Untuk mengurangi itu, industri harus terlibat dalam proses pendidikan, sehingga lulusannya sesuai dengan kebutuhan industri," ujar Menaker.
Hanif menyebut, keterlibatan industri bisa dari berbagai sektor, misalnya dalam membuat kurikulum. Ia juga mengimbau agar lembaga pendidikan memperhatikan perkembangan teknologi yang semakin pesat.
"Karena perubahan teknologi, maka karakter pekerjaan juga berubah, sehingga keterampilan yang diperlukan juga berubah," tuturnya.
Menurutnya, perkembangan teknologi juga harus dimanfaatkan untuk mempermudah proses pembelajaran.
"Misalnya di BLK. Proses pembelajaran di BLK, 30 persen teori dan 70 persen praktik. Ke depan, penyampaian teori tersebut akan dilakukan melalui e-learning, sehingga akan lebih efisien," jelas Hanif.
Selain itu, dalam upaya meningkatkan kompetensi di bidang ketenagakerjaan, Kementerian Ketenagakerjaan juga membangun Politeknik Ketenagakerjaan.
"Saya ingin membangun perguruan tinggi yang bisa memfasilitasi berbagai pihak yang ingin mendalami tentang ketenagakerjaan," jelas Hanif.
Adapun dasar Politeknik Ketenagakerjaan adalah sertifikasi profesi, sehingga mahasiswa memiliki 'pengaman' jika terjadi hal-hal yang buruk, karena mereka sudah memiliki sertifikat kompetensi di setiap jenjang.
Sementara itu, CEO IPMI International Business School, Jimmy M. Rifai Gani, mengatakan, untuk meningkatkan kapasitas pekerja harus dilakukan kerja sama antara pemerintah dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan pengusaha.
"Cara paling cepat untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan meningkatkan kapasitas pekerja, dan di sini diperlukan keterlibatan dunia usaha," kata Jimmy.
Menurutnya, daya saing pekerja Indonesia semakin baik, yaitu dari rangking 41 pada 2016, menjadi rangking 36 saat ini.