Pada kesempatan yang sama, Kadistan Jabar diwakili Kabid Produksi Tanaman Pangan, Uneef Permadi, saat memberikan sambutan pembukaan, menyatakan, pembangunan infrastruktur berdampak luas terhadap perekonomian di Jabar, termasuk sektor pertanian. Beragam program Kementan juga berimplikasi positif terhadap produksi komoditas, baik buah-buahan, sayur-sayuran, hingga tanaman hias.
Apalagi, karena beragam bantuan tersebut, kini Jabar juga sudah menjadi eksportir untuk sejumlah komoditas. Contohnya, ekspor beras organik dari Tasikmalaya ke Belgia pada 2016. "Sekarang bertumbuh, ada yang sudah punya sertifikat, dan kepada yang belum terus dipacu agar semua kelompok produsen beras organik bersertifikat, ungkapnya.
Selain beras organik, Jabar berpengalaman mengekspor ubi jalar jenis cilembu ke Jepang, sayur ke Singapura, dan komoditas lainnya. "Begitu produksi, langsung habis," tandasnya. Untuk itu Jabar mendukung kebijakan membangun perbatasan, karena nilai ekonominya akan membuat semua senang.
Dari FGD kali ini akan dihasilkan pula sebuah langkah konkret lanjutan dari launching, antara lain melakukan "overlays" program yang bersumber dari dukungan daerah (terkhusus Malaka dan Belu), melalui perwakilan nya yang hadir dengan program Pusat dari ditjen terkaitnya di kementan. Yaitu tautan sinergi dengan direktorat di PKH terkait akselerasi ekspor unggas ke RDTL, penguatan kawasan untuk kelanjutan ekspor bawang merah dari BPTP NTT dan direktorat terkait di ditjen hortikultura.
Selain itu juga melalui pembuatan bangunan tata air termasuk kelengkapan perpompaan dan perpipaan utk kesiapan irigasi dengan direktorat di ditjen PSP, dukungan utk teknologi dan inovasi budidaya dari litbang dan direktorat teknis lainnya, penyiapan SDM untuk pendidikan pelatihan dan penyuluhan, serta kelancaran tindakan karantina di perbatasan. Matrik "overlays" program ini selanjutnya merupakan oleh oleh bagi perwakilan Malaka dan Belu utk mulai bergerak memajukan ekonomi perbatasan.