“Jadi operasional di lapangan, tetap berpartner. Yang kita tangani sendiri kan yang di HUB (Pusat,red). Yang di Ragunan, pusat kontrol kita itu kan HUB. Yang operasional di lapangan tetap kita berpartner dengan perusahaan yang memang ahli di bidangnya,” tutupnya.
Penjelasan Indra diperkuat oleh Meiditomo Sutyarjoko, Kepala Divisi Satelit dan Operasional BRI. Dalam wawancara khusus dengan Suara.com di gedung Primary Satellite Control (PSFC) BRI, di Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2017), Meiditomo membeberkan lebih detail mengenai BRISat.
“Hampir semua aspek jaringan BRI diperkuat, mulai dari kantor pusat, kantor cabang, ATM, Teras Mobile, Teras Kapal, Mobile Bangking, dan lain -lain. Satelit ini kan seperti ibarat jalan raya,” katanya.
Menurutnya, memiliki satelit sendiri memiliki cost effective yang jauh lebih besar. Apalagi menurut studi Kemenkominfo, suplai transponder mencapai 130 per tahun, lebih sedikit dari besaran tingkat permintaan. Ini membuat harga transponder menjadi lebih mahal.
Baca Juga: "BRIIndocomtech 2017" Berakhir Sukses
Ditambah lagi BRI butuh banyak transponder karena memiliki jaringan layanan yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. BRI juga memiliki ratusan aplikasi untuk kebutuhan bisnis perbankan miliknya. Apabila kebutuhan transponder ini dipenuhi dengan menyewa satelit dari perusahaan lain, maka biaya yang harus dikeluarkan menjadi tinggi.
“Jadi kami lakukan studi kelayakan, diputuskan bahwa kalau memiliki satelit sendiri jauh lebih murah. Sekarang kita rasakan, sekitar 40 persen biaya jaringan komunikasi sudah turun. Dulu kita keluarkan Rp500 miliar setiap tahun saat sewa satelit. Sekarang kira-kira separuhnya. Kita menghemat banyak. Dananya bisa kita simpan untuk ekspansi lain,” jelasnya.
Kini BRI mampu meningkatkan kapasitas jaringan komunikasi hingga empat kali lipat. Kecepatan akses data dari unit-unit dan kantor cabang lebih cepat. “Itu semua dicapai dengan cost yang jauh menurun,” tutupnya.
Namun argumentasi BRI diragukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Direktur Digital Banking & Technology Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans tak percaya jika membeli satelit sendiri lebih murah dan efisien bagi industri perbankan. “Ya belum tentu juga. Kan kita belum tahu pasti. Kalau untuk urusan kayak gitu (mana yang lebih murah beli atau sewa satelit,red), kita serahkan saja kepada ahlinya. Mereka kan yang lebih tahu soal investasinya,” kata Rico kepada Suara.com di Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Baca Juga: Ramaikan Muktamar DMI, BRISyariah Sediakan Bermacam Hadiah
Rico menegaskan Bank Mandiri juga belum berpikir untuk mengikuti jejak BRI membeli dan memiliki satelit sendiri. Menurutnya, Bank Mandiri tak memiliki kemampuan dalam pengelolaan satelit.