Suara.com - Kepala Badan Pusat Statistik Kecuk Suhariyanto membantah jika kemajuan teknologi yang terjadi saat ini menjadi penyebab utama angka pengangguran di Indonesia bertambah.
“Kita lihat saja contohnya ojek online. Justru keberadaan mereka membantu mengurangi angka pengangguran,” kata Suhariyanto saat ditemui di kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2017).
Menurut Suhariyanto, maraknya transportasi online ini mendongkrak jumlah penyerapan tenaga kerja di bidang transportasi. Selain itu, penurunan angka pengangguran di Indonesia dalam waktu setahun ini juga karena adanya perbaikan ekonomi.
“Betul, kalau dilihat kenaikannya terjadi untuk angkutan ojek motor, dan angkutan bermotor lainnya," katanya.
Baca Juga: BPS Akui Konsumsi Rumah Tangga Kuartal III 2017 Melambat
Berdasarkan data BPS, pada tahun 2017 telah terjadi kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 10.000 orang menjadi 7,04 juta orang pada Agustus 2017 dari Agustus 2016 sebesar 7,03 juta orang.
Tingkat Pengangguran Terbuka pada Agustus ini turun 0,11 poin dari 5,61 di Agustus 2016 menjadi 5,50 di periode yang sama tahun 2017.
Sementara dari tingkat pendidikan, jumlah pengangguran tertinggi ada pada Sekolah Menengah Kejuruan dibandingkan dengan tingkat pendidikan lain, yakni mencapai sebesar 11,41 persen.
Selain itu, sektor-sektor yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja, ada pada sektor industri meningkat 0,93 poin, perdagangan naik 0,74 poin dan jasa kemasyarakatan naik 0,49 poin.
Baca Juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III 2017 5,06 Persen