AP II: Kerjasama dengan Asing Tak Jual Aset

Selasa, 14 November 2017 | 01:02 WIB
AP II: Kerjasama dengan Asing Tak Jual Aset
PT Angkasa Pura II meresmikan pengoperasian AMC di Terminal III Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. [Dok Angkasa Pura II]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Angkasa Pura II (Persero) menyebut kerja sama dengan pihak asing maupun dalam negeri bukan berarti menjual aset karena kemitraan strategis itu merupakan aksi yang lumrah dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

"Konsepnya kerjasama, siapa saja kan boleh kerja sama. Kemitraan strategis atau kerja sama dengan asing atau dalam negeri di bandara maupun seluruh dunia itu bisa, tapi selalu dikaitkan jadi isu sensitif. Kerja sama dengan asing sering diasumsikan menjual aset, itu bagaimana ceritanya?" kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dalam 'Go Digital Wonderful Indonesia' di Jakarta, Senin (13/11/2017).

Kerja sama dua pihak haruslah berdasarkan tataran untuk berbagi sumber daya, baik itu sumber daya manusia, keuangan atau infrastruktur. Kerja sama juga harus memiliki tujuan. Sebagai operator bandara, ia mengatakan tujuan menggandeng mitra baik dari luar atau dalam negeri adalah untuk mendongkrak arus (traffic) penumpang.

"AP II sendiri, misalnya, 'traffic' penumpang internasional misalnya baru 20 persen. Kalau mau naikkan 'traffic' internasional, kami mau kerja samakan dengan pihak asing atau siapapun bisa. Secara konsep bisnis oke. Keekonomiannya ada karena memberikan masing-masing manfaat," katanya.

Baca Juga: Puteri Jokowi Menikah, Angkasa Pura I Lakukan Ini di Dua Bandara

Lebih lanjut, Awaluddin menjelaskan, kemitraan strategis yang dilakukan haruslah memiliki tujuan 3E, yakni Expansion (ekspansi), Expertise (keahlian) dan Equity (ekuitas).

Ekspansi, jelasnya, berhubungan dengan tujuan bandara untuk bisa berkembang dan memperluas kapasitasnya untuk menampung lebih banyak penumpang. Keahlian berhubungan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan di area kerja bandar udara. Sementara ekuitas berhubungan kebutuhan modal untuk melakukan investasi pengembangan bandara.

"Jadi, dengan kerja sama tersebut, bandara tetap milik kita dengan menciptakan 3E tadi," tukasnya.

Sebelumnya beredar kabar mengenai penjualan Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Bandara Soekarno-Hatta sendiri merupakan satu dari 13 bandara yang dikelola AP II. Terkait hal itu, Awaluddin memastikan belum ada rencana perseroan untuk mengerjasamakan Bandara Soekarno-Hatta dengan pihak manapun lantaran porsi investasi BUMN itu di Bandara Soekarno-Hatta masih cukup besar hingga 60 persen.

Dari segi ekspansi, dengan "traffic" penumpang saat ini mencapai 60 juta orang, kemampuan ekspansi bandara internasional itu dinilai cukup cepat. Perseroan memperkirakan "traffic" penumpang bisa mencapai 100 juta orang dalam lima tahun ke depan. (Antara)

Baca Juga: Dua Bandara Angkasa Pura I Sabet Penghargaan Kelas Dunia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI