Suara.com - Ketua Badan Amil Zakat Nasional Bambang Sudibyo mengatakan program Shadaqah dan Zakat Saham Nasabah akan jadi cara alternatif untuk membendung kapitalisme di Indonesia.
“Di tengah kesenjangan sosial yang tinggi, sedekah dan zakat saham jadi sangat strategis. Karena program ini merupakan koreksi terhadap kapitalisme,” ungkap Bambang Sudibyo di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (13/11/2017).
Sistemnya, nasabah yang ingin mendonasikan sebagian dari dananya akan diminta PT Henan Putihrai untuk mengisi adminstrasi, kemudian dana tersebut baru akan disalurkan kepada BAZNAS.
Lewat BAZNAS, sedekah dan zakat yang tadi dikeluarkan oleh pemilik saham akan disalurkan kepada mustahik yang membutuhkan. Agar, mustahik dapat memperoleh hidup yang lebih baik lewat Zakat Community Development.
Baca Juga: Pemerintah Prancis Jual Hampir Rp19 Triliun Sahamnya di Renault
Karena ZCD mengintegrasikan aspek sosial (pendidikan, kesehatan, agama, dan lingkungan) dan aspek ekonomi secara komperhensif yang pendanaan utamanya bersumber dari zakat, infak, dan sedekah sehingga dapat terwujud masyarakat sejahtera dan mandiri.
“Membangun masyarakat yang berakhlaqul karimah, kemudian kita ingin menguatkan kelembangaan masyarakat yang tangguh dan mandiri, dan lain-lain,” katanya.
Bambang berharap, adanya program SAZADAH dapat dipergunakan untuk akan mengatasi kesenjangan sosial kemiskinan di Indonesia, serta membuat para pelaku pasar modal semakin banyak yang bersedekah dan berzakat.
Sebab, di Indonesia kewajiban mengeluarkan zakat perusahaan sudah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
(Maidian Reviani)
Baca Juga: Perusahaan Keluarga Setnov Diakui Punya Saham di Murakabi