Suara.com - Anda mendapat kabar baik jelang akhir tahun: gaji bakal naik cukup tinggi tahun depan. Wah, tentu sangat menyenangkan. Bayangan menerima imbal hasil kerja keras yang cukup signifikan membuat Anda langsung terbayang rencana belanja barang-barang incaran, rencana liburan ke tempat-tempat jauh, dan lain sebagainya.
Hal wajar bila kenaikan gaji akan Anda gunakan untuk menaikkan standar hidup Anda lebih tinggi. Namun, banyak terjadi ketika seseorang memperoleh kenaikan penghasilan signifikan, justru tidak mampu mengerek pula tingkat kemakmuran pribadinya. Bahkan banyak orang yang merasa semakin “miskin” padahal gajinya sudah naik banyak. Kok, bisa?
Penyebab utama kondisi seperti ini acapkali akibat ketidakcermatan pengelolaan keuangan pasca kenaikan gaji. Kenaikan gaji dimaknai hanya sebagai kenaikan standar (gaya) hidup semata.
Bila ingin kenaikan gaji dapat membantu kesejahteraan Anda sepenuhnya, pastikan Anda menghindari 3 hal berikut, saran dari HaloMoney.co.id:
Langsung mengganti gaya hidup
Gaji Anda memang meningkat, dan mungkin cukup banyak. Namun, tidak perlu juga terburu-buru mengganti gaya hidup tanpa perhitungan yang jelas. Bila selama ini Anda biasa memakai jasa ojek online, saat gaji meningkat apakah perlu langsung berganti naik taksi kemana-mana? Atau, bila selama ini Anda mengontrak rumah di pinggiran kota, begitu gaji naik Anda langsung pindah ke apartemen yang lebih dekat dengan tempat kerja. Apakah bisa dibenarkan?
Keputusan mengganti gaya hidup ke standar yang lebih tinggi sah-sah saja selama telah diperhitungkan dengan matang. Misalnya, bila selama ini mengontrak rumah, mengapa kenaikan gaji yang cukup besar tidak Anda manfaatkan untuk mengambil KPR sehingga Anda bisa mulai menyicil aset? Hal itu akan lebih produktif.
Hanya menambah porsi belanja, tapi porsi tabungan tetap
Penghasilan meningkat, yang pertama Anda pikirkan biasanya keleluasaan berbelanja barang-barang idaman yang sifatnya konsumtif. Tapi, bagaimana dengan porsi penghasilan yang perlu Anda tabung untuk persiapan masa depan? Minimal 10% dari penghasilan Anda perlu dialokasikan untuk kebutuhan hari depan melalui upaya investasi.
Bila sebelumnya gaji Anda Rp5 juta dan alokasi tabungan Anda per bulan Rp500.000, maka saat gaji Anda meningkat jadi Rp10 juta, nilai yang perlu Anda tabung seharusnya ikut naik menjadi Rp1 juta atau lebih dari itu. Dengan demikian, kenaikan gaji dapat membantu Anda lebih leluasa mempersiapkan kebutuhan hari depan.
Tidak menyelesaikan utang mendesak
Tambahan rezeki berupa kenaikan gaji yang signifikan seharusnya memberikan Anda kesempatan untuk mengelola masalah utang. Namun, banyak terjadi ketika seseorang gajinya meningkat, kebiasaan pengelolaan utangnya tidak berubah. Masih senang membayar tagihan kartu kredit dalam jumlah minimal, sering overlimit kartu kredit, bahkan kadangkala masih melakukan tarik tunai memakai kartu kredit atau cash advance.
Penghasilan yang meningkat berarti Anda memiliki ruang keuangan yang lebih luas untuk lebih disiplin mengelola utang. Segera lunasi utang yang telah mendesak pembayarannya, mulai membiasakan membayar tagihan kartu kredit penuh dan menghindari utang konsumtif yang tidak perlu.
Baca artikel Duitpintar lainnya:
Kredit Tanpa Agunan Tanpa Syarat Ribet
Kartu Kredit Terbaik 2017 untuk Berbagai Kebutuhan
Published by Duitpintar.com |