Suara.com - CEO Gojek Indonesia Nadiem Makarim bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Tujuan pertemuan ini untuk membahas perkembangan industri teknologi finansial (fintech) di Indonesia.
"Bicara soal kedepannya 'fintech' Indonesia," kata Nadiem saat ditemui seusai bertemu Menteri Keuangan di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (7/11/2017).
Dalam pertemuan tersebut, Nadiem menjelaskan Menteri Keuangan ingin mengetahui seluk beluk industri teknologi informasi secara makro serta revolusi digital yang saat ini berkembang dengan pesat.
"Revolusi digital seperti apa, revolusi 'fintech' seperti apa dan bagaimana perilaku konsumen di negara-negara lain. Itu menjadi diskusi kedepan," ujarnya.
Baca Juga: Susul GOJEK dan Grab, Uber Punya Gift Card
Selain itu, diskusi tersebut juga membahas mengenai kemungkinan teknologi finansial yang bisa menyasar layanan inklusi keuangan dan masyarakat yang selama ini belum terdampak akses perbankan.
"Revolusi digital tidak hanya di 'fintech tapi juga semua macam area dan terjadi secara vertikal. Bayangkan kalau semua orang punya akses ke inklusi finansial, maka dia bisa meningkatkan taraf kehidupan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Direktorat Jenderal Pajak Iwan Guniardi mengatakan pertemuan itu juga membahas keinginan Gojek untuk menjadi agen pajak.
Menurut Iwan, Gojek diharapkan bisa menjadi salah satu perusahaan penyedia layanan perpajakan digital (Application Service Provider/ASP) untuk membantu optimalisasi penerimaan pajak.
Dengan pemberian izin ASP kepada Gojek maka perusahaan transportasi dan penyediaan jasa berbasis daring ini bisa melayani pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak dan pembayaran SPT Tahunan.
Baca Juga: Terharu Cerita Driver Gojek, Penumpang Ini Beri "Hadiah"
"Nanti ke depan juga SPT, semua. Ya namanya agen pajak, itu bisa pembayaran dan segala macam. Coba kita lihat saja nanti aturannya. Dari sisi teknologi tidak ada masalah," ujar Iwan. (Antara)