Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dan teliti dalam mengambil pinjaman modal ke bank jika menggunakan sertifikat tanah atau rumah.
"Hati-hati. Saya ingatkan kalau ingin pinjam di bank, ingin dipakai untuk jaminan di bank, silahkan. Tapi dihitung dan dikalkulasi bisa masuk atau tidak, bisa mencicil setiap bulan atau tidak. Kalau tidak bisa ya jangan," kata Presiden dalam sambutannya saat acara Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Alun-Alun Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur pada Senin (6/11/2017).
Menurut Presiden, masyarakat harus menggunakan dana dari pinjaman itu untuk hal-hal yang produktif seperti membeli bibit, pupuk atau untuk modal usaha lainnya.
Baca Juga: Jokowi Tak Undang Tamu Negara Asing ke Pernikahan Kahiyang
Mantan gubernur DKI Jakarta itu meminta masyarakat tidak membeli kendaraan bermotor baru yang tidak produktif membantu peningkatan ekonomi keluarga.
Dia juga mengingatkan agar sertifikat disimpan dengan baik agar terhindar dari kerusakan.
Dalam acara itu Presiden bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil menyerahkan sertifikat kepada sebanyak 8.950 penerima dari lima kabupaten dan kota yaitu 5.000 orang dari Kabupaten Madiun, 2.500 orang asal Kabupaten Ngawi, 1.000 orang dari Kabupaten Magetan, 200 orang dari Kota Madiun dan 250 orang dari Kabupaten Ponorogo.
Sertifikat tersebut, tambah Presiden, berguna sebagai status hak hukum atas tanah yang dimiliki masyarakat.
Hal itu juga akan menghindari persengketaan yang kerap terjadi di masyarakat baik antar warga, dengan perusahaan maupun dengan pemerintahan.
Baca Juga: Garap Perhutanan Sosial, Jokowi Dorong Masyarakat Ambil KUR
"Saya perintahkan kepada Menteri ATR/Kepala BPN tahun ini lima juta sertifikat harus keluar, lalu tahun depan (2018) tujuh juta dan tahun depannya lagi (2019) sembilan juta. Saya sudah perintahkan juga di Jawa Timur tahun 2023 semuanya pegang sertifikat," tambah Presiden.