Suara.com - Bank Indonesia melaporkan inflasi Indeks Harga Konsumen pada Oktober 2017 yang tetap terkendali. Hal ini sejalan dengan sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0±1% year on year (yoy).
Inflasi IHK pada Oktober 2017 tercatat rendah sebesar 0,01 persen month to month (mtm) atau 3,58 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan lalu (0,13 persen mtm) dan jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi Oktober tiga tahun terakhir sebesar 0,18 persen (mtm).
Berdasarkan komponen, rendahnya inflasi tersebut dipengaruhi terutama oleh deflasi kelompok volatile food dan kelompok administered prices sebesar 2,67 persen.
Dikutip dari situs Bank Indonesia, kelompok volatile food tercatat deflasi sebesar 0,53 pesen melanjutkan deflasi bulan lalu sebesar 0,67 persen.
Baca Juga: Kalahkan Inflasi dengan Investasi Sejak Muda
Sumber deflasi berasal dari komoditas daging ayam ras, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras dan cabai rawit. Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat rendah, yaitu 0,19 persen.
Kelompok administered prices juga tercatat deflasi sebesar 0,01 persen melambat dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 0,15 persen.
Deflasi administered prices terutama disumbang oleh menurunnya tarif angkutan udara. Secara tahunan, inflasi administered prices mencapai sebesar 8,68 persen. Inflasi inti tercatat sebesar 0,17 pefsen menurun dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 0,35 persen.
Inflasi dalam kelompok ini terutama disumbang oleh uang kuliah akademi/perguruan tinggi, mie dan nasi dengan lauk. Secara tahunan, inflasi inti tercatat rendah, yaitu 3,07 persen.