Industri ritel dalam negeri tengah mengahadapi permasalahan yang rumit. Selain menurunnya tren belanja masyarakat, peralihan pola konsumsi juga menjadi alasan dibalik gugurnya satu per satu gerai ritel terutama di Jakarta.
Tercatat, hingga saat ini sudah ada beberapa pelaku usaha ritel yang menutup gerainya, diawali dengan penurutan gerai dari 7-Eleven, PT Matahari Department Store. Kemudian, Lotus Department Store dan Debenhams akan ditutup oleh PT Mitra Adi Perkasa Tbk pada akhir bulan Oktober.
Ditutupnya gerai-gerai ritel tersebut tentunya berdampak pada pemutusan hubungan kerja dari perusahaan terhadap karyawannya.
Baca Juga: BPJT Jamin Tak Ada PHK Usai Penerapan Uang Elektronik
Menanggapi hal tersebut, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengungkapkan pihaknya sampai saat ini masih menghitung berapa besar tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan.
“Masih dilakukan pendataan dan sebagain sudah ada yang ditangani,” kata Hanif di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (31/10/2017).
Hanif pun menyadari, bergugurannya gerai retail di Indonesia lantaran kalah bersaing dengan laju bisnisnya kalah kencang dari e-commerce. Namun, Kemenaker tidak fokus ke arah perubahan era ekonomi digital ini, melainkan pihaknya akan lebih fokus pada tenaga kerja.
“Kan ada masalah-masalah kompetisi di situ tapi intinya dampak tenaga kerja kita tangani," ujarnya.
Baca Juga: Cukai Rokok Naik 10 Persen, 15 Ribu Buruh Berpotensi Kena PHK