Suara.com - Duit selalu menjadi topik pembicaraan yang sensitif, bahkan saat sudah berumah tangga. Cekcok kecil bisa berubah jadi pertengkaran besar. Ujungnya bisa jadi perceraian.
Sebelum memutuskan mengarungi bahtera rumah tangga, lebih baik bicarakan soal keuangan rumah tangga dengan pasangan. Berikut ini 4 hal yang bisa menjadi pertimbangan:
Perlu perjanjian pranikah tidak?
Tahu pasangan Raffi Ahmad-Nagita Slavina dong! Nah, pasangan seleb itu ternyata membuat perjanjian pranikah sebelum disatukan penghulu.
Perjanjian pranikah diatur dalam Pasal 29 UU No 1/1974 tentang Perkawinan. Di dalamnya diatur segala hal yang berkaitan dengan komitmen rumah tangga, termasuk menyangkut finansial.
Misalnya, memisahkan kewajiban utang suami dan istri. Jika ada utang suami sebelum menikah, itu harus diselesaikan oleh suami sendiri. Demikian pula sebaliknya.
Terkesan egoistis, memang. Tapi ini penting, terutama jika utang tersebut bernominal besar.
Siap buka-bukaan?
Jika kedua pasangan bekerja, soal gaji mesti dibuat transparan. Gunanya, mencegah penyelewengan dana keluarga untuk hal pribadi. Gaji dari suami-istri seharusnya dikelola bersama untuk kebutuhan keluarga.
Pengelolaan ini mencakup pemisahan pengeluaran pribadi dengan keluarga. Karena itu, buka-bukaan soal keuangan penting artinya agar pengelolaan berjalan lancar.
Selain gaji, hal yang perlu dikomunikasikan antara lain belanja pribadi, dan terutama utang. Keduanya harus sama-sama terbuka agar nggak ada prasangka buruk. Khususnya soal utang, ini bisa menjadi masalah serius kalau nggak dikomunikasikan. Namanya berkeluarga, utang seharusnya bermanfaat buat seluruh keluarga.
Siapa yang jadi "menteri keuangan"?
Rumah tangga juga butuh pengatur finansial alias "Menteri Keuangan" yang bertugas mengelola keuangan dalam keluarga.
Memang, baik suami maupun istri sama-sama bertanggung jawab dalam hal keuangan. Namun harus ada salah satu yang memegang otoritas agar pengelolaan lebih terfokus.
Istri berkewajiban mengatur pengeluaran keluarga, termasuk pengeluaran suami, agar keuangan aman buat masa depan. Sebaliknya, suami bisa menegur istri ketika pengelolaan kurang matang. Kerja sama inilah yang diperlukan.
Komit untuk bikin bujet bareng
Bujet keluarga mesti disusun bersama meski sudah ada "Menteri Keuangan". Tentukan rencana keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang.
Jangka pendek misalnya adalah merencanakan pengeluaran untuk belanja bulanan. Kalau jangka menengah, rencana beli kendaraan buat transportasi sehari-hari.
Adapun jangka panjangnya, antara lain persiapan pendidikan anak, hingga beli rumah. Semua itu mesti matang direncanakan bersama-sama agar bisa saling dukung untuk mewujudkannya.
Keuangan rumah tangga sebenarnya hal yang sepele. Coba bandingkan dengan keuangan negara. Jika kita menuntut pemerintah bisa mengelola keuangan negara dengan baik, kita pun mesti begitu dalam keluarga.
Lucu kan, kalau kita sibuk nyinyir di sana-sini soal pemerintah banyak utang, nggak bisa ngatur anggaran, dan lain-lain, sementara kitanya "11-12" alias sama saja. Mari buktikan bahwa kita mampu mengelola keuangan rumah tangga, karena pengelolaan itu penting buat masa depan bersama.
Baca juga artikel DuitPintar lainnya:
6 Tanda Calon Suamimu Bakal Bikin Ribet Keuangan Rumah Tangga
5 Strategi Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Dijamin Ngejauhin Kamu dari Kata Bangkrut
Jangan Remehkan Tips Ibu-ibu Zaman Dulu dalam Mengatur Keuangan Keluarga
Published by Duitpintar.com |