Suara.com - Menjelang satu hari pelaksanaan 100 persen pembayaran non tunai di jalan tol seluruh Indonesia, atau yang jatuh pada 31 Oktober 2017, Jasa Marga pastikan kesiapan gardu dan petugas di lapangan.
Hingga hari ini, 99 persen Gerbang Tol milik Jasa Marga telah menerapkan pembayaran non tunai. Menjadi 100 persen tepat di 31 Oktober 2017. Salah satu upayanya dengan mengubah Gardu Tol Hybrid menjadi Gardu Semi Otomatis.
Pada masa transisi perubahan sistem pembayaran ini, Jasa Marga mengimbau pengguna jalan untuk menggunakan tol seperti biasanya. Selain itu, pengguna jalan tol diharapkan untuk menyiapkan Uang Elektronik dengan jumlah saldo yang cukup sebelum memasuki jalan tol, meletakkan Uang Elektronik tidak jauh dari jangkauan.
Serta memberikan ciri/tanda yang khas pada Uang Elektronik sebagai identitas kepemilikan.
Baca Juga: BPJT Klaim 92 Persen Pengguna Jalan Tol Sudah Gunakan e-Money
Guna mendukung kelancaran penerapan 100 persen pembayaran non tunai, Jasa Marga juga memastikan infrastruktur yang laik fungsi serta dukungan petugas di lapangan melalui Standard Operating Procedure (SOP) untuk mengantisipasi apabila terjadi kepadatan di gerbang tol, yang dapat diakibatkan karena saldo Uang Elektronik yang habis/kurang atau Uang Elektronik yang tidak terbaca/rusak/hilang.
Terkait dengan Sumber Daya Manusia jelang pemberlakuan 100 persen non tunai di jalan tol, sama seperti BUJT lainnya, Jasa Marga menegaskan TIDAK ADA Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Karyawan yang selalu dianggap sebagai dampak diberlakukannya program Pemerintah tersebut.
Sebagai bentuk antisipasi terhadap pengurangan SDM yang terdampak elektronifikasi, Jasa Marga telah menyiapkan program Alih Profesi (A-Life).
Program A-Life menyediakan lebih dari 900 formasi di Kantor Pusat Jasa Marga, Cabang, Anak Perusahaan, atau menjadi entrepreneur yang dapat dipilih oleh para karyawan yang ingin mengubah haluan karirnya.
Baca Juga: Proyek Jalan Tol Padang - Pekanbaru Didanai Jepang Rp9,5 Triliun