Suara.com - Menteri Perhubungan Budi Karya percepat pembangunan fisik jalur kereta api ringan atau Light Rail Transit di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Hal itu dilakukan agar bisa segera digunakan untuk mengatasi masalah kemacetan.
Pembangunan fisik jalur kereta api ringan telah mencapai 80 persen.
"Kegiatan pembangunan LRT pertama di Tanah Air ini perlu dipercepat sehingga masalah kemacetan arus lalu lintas bisa segera diatasi sebelum pelaksanaan Asian Games Agustus 2018," kata Menhub di Palembang, Sabtu (28/10/2017).
Setelah pembangunan fisik jalur LRT rampung, kegiatan pembangunan rel dan stasiun penumpang juga akan didorong selesai lebih cepat dari target.
Baca Juga: Pengerjaan Proyek LRT di Jakarta Terkendala Hujan
Melaui upaya percepatan itu, warga Palembang bisa segera terbebas dari kemacetan arus lalu lintas dan pemerintah kota dapat melakukan penataan untuk menyambut atlet dan tamu undangan dari negara peserta pesta olahraga negara kawasan Asia itu, tuturnya.
Jalur LRT sebagian besar telah terhubung, hanya ada beberapa titik yang belum terhubung seperti di kawasan jalan Demang Lebar Daun depan Rumah Sakit Bunda dan jalan Kapten A Rivai akses ke pusat perkantoran Pemprov Sumsel.
Melihat perkembangan pembangunan fisik jalur LRT tersebut, pihaknya optimistis proyek tersebut bisa selesai tepat waktu dan pada April 2018 sudan bisa diujicoba pengoperasiannya.
Sementara Gubernur Sumsel Alex Noerdin menjelaskan bahwa pembangunan jalur LRT di Palembang panjangnya sekitar 23 kilometer yang terdiri atas dua koridor menuju Kompleks Olahraga Jakabaring.
Ketika mendampingi Menhub Budi Karya mengisi kuliah akbar pada aksi kebangsaan melawan radikalisme di hadapan ribuan mahasiswa dan sivitas akademika perguruan tinggi se-Sumsel, Alex mengatakan pembangunan fisik jalur, rel dan fasilitas pendukung LRT berlangsung sesuai rencana.
Baca Juga: Kemenhub: Akhir Oktober, Konstruksi LRT Sumsel 68 Persen
"Jalur LRT memiliki panjang sekitar 23 km dengan 13 stasiun atau tempat pemberhentian dan menaikkan penumpang mulai dari bandar udara internasional Sultan Mamud Badaruddin II hingga ke Jakabaring dengan menelan dana pembangunan secara keseluruhan sekitar Rp12,5 triliun," kata Alex. (Antara)