Menhub Ingin Daya Saing Pelabuhan Tanjung Priok Meningkat

Kamis, 26 Oktober 2017 | 18:10 WIB
Menhub Ingin Daya Saing Pelabuhan Tanjung Priok Meningkat
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta. [Dok Kementerian Perhubungan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dalam rangka mendukung efisiensi di bidang logistik, Kementerian Perhubungan mengoptimalkan jembatan timbang dan kapal Ro-Ro. Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam FGD bertema "Optimalisasi Jembatan Timbang Dan Peran Kapal Ro-Ro Sebagai Alternatif Angkutan Truk Untuk Mengurangi Kepadatan Jalur Pantura" di The Akmani Hotel, Jakarta pada Kamis (26/10/2017).

Menurut Menhub, dengan mengoptimalkan fungsi jembatan timbang, maka truk akan lebih tertib dan jalan akan terawat.

"Dengan berfungsinya jembatan timbang dengan baik, maka kita akan me-manage lalu lintas, akan merawat jalan, akan menertibkan angkutan truk yang muatannya berlebih," ujar Menhub.

Baca Juga: Kemenhub Bangun Jalur Rel Ganda Kereta Api Lintas Selatan Jawa

Agar peran dari jembatan timbang ini dapat optimal, Menhub menjelaskan beberapa hal yang telah dilakukan oleh Pemerintah.

"Jembatan timbang tahun lalu sudah diserahkan pengelolaannya kepada kita (Pemerintah Pusat) dan tahun ini sudah kita lelang. Beberapa jembatan timbang juga harus kita perbaiki untuk meningkatkan pelayanannya. Nantinya, jembatan timbang ini akan dikelola secara profesional oleh swasta," jelas Menhub.

Lebih lanjut Menhub menjelaskan isu yang terjadi di jalur darat. "Sekarang ini isu yang terjadi adalah truk-truk yang melintas Jakarta-Surabaya sebanyak 12.000 truk, ini overloaded, terlalu berat. Kalau terlalu berat, maka akan menyebabkan kondisi jalan yang cepat rusak dan kemacetan," jelas Menhub.

"Katakan ada truk harusnya angkut 15 ton, tapi dia angkut 30 ton, dia minta bayaran relatif murah tapi nanti jalan jadi rusak," lanjut Menhub.

Menurut Menhub, apabila masyarakat tak kunjung merubah paradigma dari darat ke laut, bisa dibayangkan berapa banyak biaya yang diperlukan untuk perbaikan jalan dan terkait logistik, bagaimana distribusi barang yang mengandung hajat hidup banyak orang. Untuk itu, Menhub menerangkan dengan penertiban berat truk maka kapal RoRo akan lebih kompetitif.

Baca Juga: Kemenhub: Akhir Oktober, Konstruksi LRT Sumsel 68 Persen

"Dengan kita menertibkan berat truk, maka kita harapkan umur daripada jalan kita makin baik dan pada saat itu (kapal) RoRo akan kompetitif," terang Menhub.

Menhub juga menjelaskan mekanisme truk yang melintas Jakarta-Surabaya diakomodir oleh kapal RoRo.

"Sekarang ini truk yang melintas dari Jakarta ke Surabaya ada 12.000 unit. 12.000 unit pasti tidak ke Surabaya semua. Ke surabaya itu kita ambil full katakanlah 6.000 unit. Target pertama kali kita ambil 30 persen ada 2.000 unit. 2.000 unit itu ada kebutuhan 10 kapal roro yang jalan," jelas Menhub.

Saat ini, kapal RoRo yang beroperasi sudah melayani 3 lintasan. Menhub berharap layanan kapal RoRo akan terus bertambah.

"Yang sudah jalan kapal RoRo itu ada Jakarta-Panjang, Surabaya-Lembar Lombok, juga Surabaya-Padang Bai. Jadi kalau ada logistik dari Surabaya tidak lewat Bali lagi, sudah berkuranglah dan itu lebih ekonomis. Ke depannya, saya harap layanan kapal RoRo terus bertambah," jelas Menhub.

Menhub Ingin Daya Saing Priok Meningkat

Kapal RoRo menjadi alternatif bagi konektivitas logistik antara Jakarta-Surabaya, sehingga biayanya menjadi lebih ekonomis. Menhub menilai hal ini dapat memberikan dukungan bagi Tanjung Priok untuk jadi hub pelabuhan lebih baik.

Lebih lanjut, Menhub menjelaskan dengan adanya kapal-kapal besar bersandar di Tanjung Priok, maka penilaian positif terhadap Tanjung Priok semakin baik.

"Sekarang sentimen positif terhadap Tanjung Priok makin baik. Dengan adanya kapal-kapal besar, seperti CMA-CGM. Kalau dulu  (CMA-CGM) hanya ke Amerika, 2 minggu lalu yang ke Eropa sudah mulai dilakukan," jelas Menhub.

Menhub optimis keikutsertaan International Shipping Line (ISL) dapat menarik fungsi dan kegiatan logistik lainnya.

"Saya menghargai itu karena dengan adanya kemauan International Shipping Line (ISL) untuk turut serta dalam kegiatan konektivitas logistik di Tanjung Priok pasti akan menarik fungsi-fungsi dan kegiatan logistik lainnya," ujar Menhub.

Upaya ini sesuai dengan Nawacita nomor 7, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Untuk itu, Menhub harap daya saing Tanjung Priok dan daya saing logistik Indonesia semakin baik.

"Kita ingin sekali daya saing Pelabuhan Tanjung Priok dan daya saing logistik Indonesia semakin baik," tutup Menhub.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat Ditjen Perhubungan Darat Pandu Yunianto, Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hedy Rahadian, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Faik Fahmi, Wakil Ketua Umum DPP Aptrindo Kyatmaja Lookman, Ketua Umum INFA Mayjen TNI Marinir (Purn) Eddy Oetomo, Ketua Umum Gapasdap Khoiri Soetomo, Wakil Ketua MTI Djoko Setijowarno, dan Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI