Yusuf Mansur, Dari Dakwah Merambah Dunia Bisnis

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 21 Oktober 2017 | 11:43 WIB
Yusuf Mansur, Dari Dakwah Merambah Dunia Bisnis
Ulama kondang sekaligus pengusaha, Ustaz Yusuf Mansur di Jakarta. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Saat di penjara itulah, ia menemukan hikmah tentang sedekah. Selepas dari penjara, ia mencoba memulai usaha dari nol lagi dengan berjualan es di terminal Kali Deres. Berkat kesabaran dan keikhlasan sedekah pula akhirnya bisnisnya mulai berkembang dari semula berjualan dengan termos, lalu gerobak sampai kemudian memiliki pegawai.

Hidup Yusuf Mansyur mulai berubah saat ia berkenalan dengan seorang polisi yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama bekerja di LSM itulah, ia membuat buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku yang terinspirasi oleh pengalamannya sewaktu di penjara saat rindu dengan orang tua.

Kemunculan buku tersebut ternyata mendapat sambutan yang luar biasa. Yusuf Mansur sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini, undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di banyak dakwahnya, ia selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi contoh-contoh kisah kehidupan nyata. Kini Yusuf menjadi salah satu ustad paling populer di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Yusuf mulai merambah dunia bisnis. Awalnya ia prihatin melihat demikian banyaknya aset negara yang tanpa disadari telah diambil alih sedikit demi sedikit oleh kapitalis asing. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya toko kelontong yang mulai tergeser karena serbuan toko modern yang tersebar dimana-mana. Kodnisi ini membuat rakyat kecil mulai kehilangan mata pencaharian.

Baca Juga: Julia Gouw, Wanita yang Jadi Bankir Sukses di Negeri Paman Sam

Yusuf Mansur akhirnya menemukan ide untuk membuat software yang dapat digunakan untuk menjual pulsa dan paymen gateway yang biasanya hanya dimiliki oleh toko modern. Dengan adanya software ini, toko kelontong dan siapapun dapat melayani penjualan pulsa, penjualan Token Listrik, pembayaran tagihan listrik paska bayar, tagihan telephon,TV kabel, tagihan internet, PDAM dan juga tiket pesawat atau kereta api. Menurutnya, upaya ini akan membuat toko kelontong dapat bersaing dengan toko modern.

Oleh karena itu Yusuf Mansur mendirikan PT Veritra Sentosa Internasional (TRENI) dengan produk PayTren yang bisa dinikmati semua lapisan masyarakat untuk bisa menjadi Pengguna sekaligus Pebisnis dan digunakan mereka untuk keuntungan mereka dan menjadi bisnis bersama dengan Konsep Berjamaah untuk meningkatkan Kesejahtraan bersama.

Bisnis ini tidak mulus. Paytren sempat dihentikan sementara oleh Bank Indonesia bersama aplikasi lain karena dianggap belum memiliki izin. "Perizinan kami tunggu saja, Oktober atau November karena kami sudah selesai semua. Sekarang tinggal Laa Hawla wa Laa Quwatta Illa Billah," katanya.

Yusuf menjelaskan, saat ini pihak PayTren sudah melengkapi seluruh persyaratan perizinan yang diminta oleh BI. Keseriusan dirinya mengurus izin kepada BI karena hendak membuktikan kelayakan Paytren sebagai perusahaan jasa pembayaran elektronik.

Selain itu, Yusuf Mansur berencana untuk mengeluarkan produk investasi berupa reksa dana syariah. Yusuf menjelaskan, reksa dana berbasis syariah akan berada di bawah naungan PayTren Aset Management. "Reksa dana-nya syariah, cita-citanya siapa tau bisa jadi standby buyer-nya Muamalat," kata Yusuf.

Baca Juga: Andris Wijaya, Juragan Beras dan Liwet Instan dari Tanah Garut

Ulama kondang tersebut menjelaskan pihaknya telah mengajukan izin kepada ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait produk investasi tersebut. Antara lain pasar uang syariah dan pasar saham syariah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI